14. Diantar Pulang

226 13 0
                                    

Zarina menatap ke arah Abhimanyu yang memegang stir kemudi dengan raut wajah yang datar. Zarina tahu apa penyebab wajah Abhimanyu seperti itu.

"Tadi Zarina beneran lupa make cincinnya selesai sholat," celetuk Zarina dan mencoba menatap Abhimanyu hendak melihat reaksi calon suaminya itu.

Abhimanyu hanya diam tak mengubris ucapan Zarina dan malah mempercepat kecepatan laju mobil yang membuat Zarina menelan salivanya susah.

"Pak Abhi," panggil Zarina membuat Abhimanyu malah semakin menekan gas di kakinya membuat Zarina mengatupkan mulutnya, salah berucap.

"Mas ...," panggil Zarina membuat perlahan kecepatan mobil mulai berkurang.

"Mas ...," panggil Zarina lagi dengan lembut dan kini menyentuh lengan Abhimanyu, "Zarina gak bohong kok Mas, tadi Zarin memang mau wudhu sholat dhuha setelah sholat dhuha Zarin buru-buru ke kampus soalnya takut masuk jam Mas telat," ucap Zarina membuat laju mobil kembali normal.

"Mas Abhi ...," panggil Zarina lembut karena masih tak mendapat reaksi apapun dari Abhimanyu.

Abhimanyu meminggirkan mobilnya lalu menghentikan mesin mobilnya. Ia tak langsung membuka suara, keduanya terdiam sesaat. Zarina mengatupkan mulutnya karena tak berani membuka suara.

"Kamu bebas mau melepas cincin itu, karena itu hak kamu. Saya juga tau kamu terpaksa menerima pertunangan ini," ucap Abhimanyu.

"Mas ...," ujar Zarina tak enakan dan menyentuh lengan Abhimanyu membuat Abhimanyu memejamkan matanya karena sentuhan tangan Zarina yang tak langsung.

"Zarin gak maksud mau lepas cincinnya, tapi memang lupa karena belum kebiasa Mas," ucap Zarina lembut mencoba membujuk Abhimanyu.

"Terserah kamu, kamu bebas melepas cincin itu kapan pun itu terserah kamu. Namun hanya satu yang saya minta, tolong jangan melepasnya saat bersama keluarga saya," ujar Abhimanyu dingin.

"Mas Abhi ...," ucap Zarina lagi dengan alis yang saling bertautan menyesal.

Abhimanyu tak membalas ucapan Zarina dan memilih menghidupkan mesin mobilnya menuju kampus hendak mengantarkan Zarina.

***

Zarina tersenyum malu sembari keluar bersama Syila di sebelahnya yang terus menggoda dirinya karena saat di kelas tadi, Pak Ali terus menjodoh-jodohkannya dengan Reza sebagai perandaian apabila terjadi suatu kasus.

"Beneran asik kali ya, kalau suami istri beneran," celetuk Syila besar membuat Zarina memelakkan matanya menatap Syila karena posisi Reza berada di belakang keduanya bersama Arsen dan Kenzie.

"Iya-ya, kayanya bakalan asik ya Syil," sahut Reza membuat Syila memelakkan matanya balik ke arah Zarina yang sekarang ini tengah menggertakkan giginya menahan senyum salah tingkahnya.

Sementara Arsen dan Kenzie hanya menatap kaget ke arah Reza yang tersenyum hangat menatap Zarina yang membelakanginya.

"Ayo pulang sudah sore sekali ini," ujar Reza mengajak Zarina untuk pulang bersama.

Yang lain hanya menatap interaksi keduanya dalam diam dan saling pandang.

"Kami gak di ajak nih?" tanya Syila iseng.

"Iya bareng kalian juga," ujar Reza menatap Syila, dan dua teman laki-lakinya.

"Gue bawa motor Za," ujar Arsen.

"Gue nebeng sama Arsen Za, kasihan anak bontot Mama nanti pulang sendiri," ujar Kenzie membuat Arsen menautkan alisnya menatap Kenzie.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang