Bryella yang baru saja selesai mandi memutuskan untuk segera bersiap-siap setelah membaca pesan dari Chalazia, gadis itu akan segera pergi menjemput sahabatnya
"Aww," Bryella tidak sengaja menyenggol adik tirinya karna terlalu fokus dengan ponselnya
"Lo ada masalah apa sih?" Jiliana atau lebih sering dipanggil Lia berujar marah
"Nggak sengaja, lebay lo," Bryella lebih memilih pergi daripada menghiraukan anak itu
"Apa-apaan kamu?" Bryella yang mendengar kalimat ini segera mempercepat langkahnya, tidak ingin memperpanjang masalah
"Bryella Milean Eleazar, apa kamu tidak diajari sopan santun?" Bryella mematikan ponselnya lalu berbalik hanya untuk melihat raut marah Sofiya, ibu tirinya
"Apa? Aku nggak sengaja,"
"Tidak sengaja? Alasan kamu selalu begitu setelah menyakiti Lia,"
"Aku nggak mau berdebat sekarang, terserah tante mau mikir kayak gimana," Bryella sudah siap melanjutkan langkahnya sebelum tangannya dicekat
"Mau apa sih lo?" Hilang sudah keramahan gadis itu pagi ini
"Kurang aja," Sebuah pukulan melayang ke kepalanya, Bryella tak tinggal diam, didorongnya wanita itu
"Aww,"
"Ada apa ini, ribut-ribut," Daniel datang menghampiri
"Aku nggak sengaja nyenggol Lia, dia juga nggak papa, aku harus berangkat ke sekolah sekarang," Bryella masih mencoba sabar
"Selesaikan dulu masalah ini baru kamu boleh pergi, Papi tau barusan kamu mendorong Mamamu"
"Pi, ini bukan masalah besar, aku dorong dia karna dia mukul aku, aku bisa telat cuma karena ngurusin beginian,"
"Astaga mas, aku capek kasih tau Bryella untuk ngomong lebih sopan, tapi tetap aja dia pasti selalu membentak dan bersikap sesuka dia," Mendengar kalimat itu kesabaran Bryella semakin menipis
"Bryella jaga nada bicara kamu, tidak perlu berteriak disini, minta maaf sama Mama dan Lia"
"Maaf, aku pergi,"
"Bryella berhenti, kenapa kamu selalu bertingkah sesuka kamu? Sesulit itu menghargai ibu kamu yang sekarang dan adik kamu?" Bryella langsung menghentikan langkahnya, maju beberapa langkah lalu menatap tajam sang ayah
"Sikap Papi yang kayak gini yang bikin Mami sama Liam bunuh diri, dan tidak menutup kemungkinan kalau aku juga akan melakukan hal yang sama, tapi Papi nggak pernah sadar,"
"Apa kata kamu? Dimana letak sopan santun kamu sebagai anak?"
"Aku tanya, apa Papi pernah ngajarin aku tentang sopan santun?" Pertanyaan itu tajam, menusuk Daniel yang tengah mencari jawaban
"Papi sekolahin kamu mahal-mahal buat mendidik kamu menjadi anak yang baik bukan kurang ajar seperti ini," Bryella langsung tertawa hambar mendengar jawaban itu
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE
Teen FictionBanyak kisah di dalam satu cerita. Tawa, canda, tangis, derita. Namun bagaimanakah akhirnya? Apakah akhir yang bahagia itu memang ada? Ini bukan kisah sikaya dan simiskin melainkan kisah tentang anak-anak kaya raya dengan power dan uang yang mereka...