Bryella baru saja selesai mandi ketika handphonenya tidak berhenti berbunyi, terdapat sekitar sepuluh panggilan tak terjawab dari nomor Chalazia, gadis berambut panjang itu seketika diserang rasa panik, buru-buru ia menghubungi temannya itu, seribu syukur terucap karena tidak perlu menunggu lama Chalazia mengangkat panggilannya
"Iya kenapa Cha?"
"Bry bisa jemput Chaca nggak, ini udah sore banget nggak ada taksi, Chaca takut apalagi dari tadi Mama udah nelfon suruh pulang cepat," Chalazia diujung sana menjawab dengan suara bergetar
"Dimana? Gue langsung berangkat,"
"Nggak tau dimana nama daerahnya,"
"Duh coba share location ke WA gue,"
"Iya bentar, Bry cepat ya,"
"Iya-iya tunggu di sana jangan kemana-mana,"
"Iya, Chaca takut,"
"Iya jangan takut gue udah dijalan," Bryella mematikan sambungan lalu bergegas keluar dari kamarnya
"Napa nyet, gitu banget muka lu," Zalory bertanya kebingungan
"Chaca nyasar nggak tau jalan pulang, si Yasmin udah mulai bertingkah,"
"Anj, bukannya dia keluar sama Vivi?" Zalory masih dengan kebingannya
"Nggak tau sat, mana kunci mobil jalan dulu kita, lu telpon si Vivi tanyain," Bryella dengan jantung yang berdegup kencang mencari keberadaan kunci mobil milik Zalory
"Ini ini, ayok," Keduanya berjalan cepat menuju pintu utama mereka sama takutnya, tidak ingin Chalazia kenapa-napa apalagi sampai dilukai oleh ibunya sendiri
"Jauh banget sih Cha, Lo ngapain?!" Bryella tak habis pikir setelah melihat lokasi yang baru saja di kirim oleh Chalazia padanya, sedangkan Zalory sibuk mencari nomor Vivian pada ponselnya
"Njir, nomornya sibuk," Zalory berusaha sabar, ia kembali mencoba menghubungi temannya itu
Seribu kali sial baru saja mereka keluar dari kompleks perumahan jalanan sangat macet bahkan mobil mereka tidak bisa bergerak, mungkin karena ini jam pulang kerja atau ada alasan lain yang tidak mereka ketahui penyebabnya
"Bangsat apa lagi nih?!" Bryella menggerutu kesal
"Njing temen lu nomornya sibuk mulu, heran," Zalory menghembuskan nafas dengan kasar
"Coba mintol Nolen, ini deket-deket rumahnya, ntar aja urusan temen lu itu," Bryella memberi saran setelah kembali melihat maps melalui handphonenya, Zalory langsung menyetujui dicarinya kontak bernama Nolen Emerson pada benda pipih digenggamannya lalu menekan icon telepon, dalam hati ia sangat berharap Nolen segera mengangkat panggilannya
"Mana masih jauh, kalau gini ceritanya kita bisa nyampe di sana sejam lagi," Bryella menekan klakson mobilnya berulang kali sedangkan Zalory mencoba menenangkan sahabatnya itu dengan mengusap-usap pundaknya
"Kenapa anjir?" Diseberang sana Nolen bertanya
"Lo sibuk?"
"Nggak, mau mandi, kenapa?"
"Bantuin gue bentar, Chaca kesasar nggak tau jalan pulang udah sore juga, nggak ada taksi katanya, gue sama Bry kejebak macet," Jelas Zalory sambil tetap menenangkan Bryella yang diserang rasa khawatir
"Sekarang banget?"
"Iya, dia udah dimarahin nyokapnya karna nggak pulang-pulang,"
"Bukannya dia keluar sama Vivi? Gue liat insta storynya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING SCENE
أدب المراهقينBanyak kisah di dalam satu cerita. Tawa, canda, tangis, derita. Namun bagaimanakah akhirnya? Apakah akhir yang bahagia itu memang ada? Ini bukan kisah sikaya dan simiskin melainkan kisah tentang anak-anak kaya raya dengan power dan uang yang mereka...