Banyak kisah di dalam satu cerita. Tawa, canda, tangis, derita. Namun bagaimanakah akhirnya? Apakah akhir yang bahagia itu memang ada?
Ini bukan kisah sikaya dan simiskin melainkan kisah tentang anak-anak kaya raya dengan power dan uang yang mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Queen kembali menyimpan ponselnya setelah mengakhiri pesan di grupnya bersama anggota aessera, gadis berambut panjang itu memeluk Aurora sangat erat
"Sesek nyet,"
"Dingin gue butuh pelukan, pelukan Jack jauh banget rasanya," Queen menopang dagunya diatas bahu Aurora
"Masih sempet-sempetnya lo mikirin tu lakik,"
"Ya gimana, otak gue udah penuh sama dia,"
"Sinting emang," Aurora berujar tak habis pikir
"Tapi gue seneng banget tau Ra, dia masih nginap di rumah Jerry jadi gue bisa modus setiap hari, apalagi besok udah giliran gue sama dia yang QnA,"
"Ya semangat modusnya, walaupun nggak ada harapan,"
"ARA IH!! lo hobi banget matahin ekspektasi gue,"
"Gue cuma ngomong gimana faktanya, cowok banyak kenapa harus dia? Jauhin hal yang cuma bisa bikin lo sakit," Ucap Aurora dengan nada serius
"Gue nggak pernah sakit sama dia Ra, dia salah satu sumber bahagia gue," Jawab Queen tak kalah serius
"Gue bahagia kalau lo bahagia,"
"Aaaaa~ sayang," Queen mengeratkan pelukannya
Mereka berbelok untuk memasuki kompleks perumahan tempat dimana rumah keluarga Keynant berada, sama seperti sebelumnya seorang satpam menahan mereka namun kali ini tidak begitu sulit karena hanya dengan membuka helm mereka langsung diizinkan untuk melanjutkan perjalanan, maka disinilah mereka sekarang dihalaman rumah berwarna putih yang tampak sangat hangat
"Anjay dari luar aja udah kecium cemaranya," Ujar Queen yang baru saja turun dari motor, Aurora merespon dengan kekehan paham apa yang dirasakan temannya itu
Kedua anak SMA itu berjalan menuju pintu utama, mereka menekan bel dan menunggu pintu putih itu terbuka, tidak sampai semenit menunggu seorang wanita paruh baya dengan dress selutut muncul dibalik pintu
"Eh ada Ara sama Queen,"
"Selamat malam tante," Queen menyapa
"Selamat malam, ayo masuk dulu," Jeny mempersilahkan kedua anak itu untuk memasuki rumahnya