5

77 30 6
                                    

Ekhem...

Terdengar suara deheman seseorang yang membuat mereka kaget kecuali Raka.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ck, ngapain sih ganggu aja"decak Arkan sembari memutar bola matanya malas.

"Durhaka kamu heh"sahut orang itu nyolot.

"Enggak yah"ucap Arkan mengalah karena pasti ayahnya tidak mau dikalahkan.

Orang yang tadi memergoki itu adalah Zacky Mirza ayah Arkan. Dia berusaha pulang dari kantor cabang karena kantor pusat berada di Amerika dan di urus oleh kakek Mirza dan istrinya.

Ayah Arkan orang asli Amerika dan menikan dengan Revina yang asli Indonesia. Arkan termasuk keturunan darah biru dari kakeknya seorang bangsawan terkenal.

"Siapa nama kamu"tanya Zacky kepada Ara.

"Saya Aurora om"jawab Ara sambil tersenyum ramah.

Setelah itu mereka berbincang bincang dan tak terasa hari sudah gelap. Ara memutuskan untuk pulang.

Saat di tengah perjalanan tiba tiba gemercik air membasahi sekitar.

"Kita neduh dulu ya" teriak Arkan sambil menambah kecepatan motornya.

"Apa? Nuduh? Siapa yang nuduh?" Balas Ara tak jelas dengan apa yang di katakan Arkan.

Arkan bodo amat sama jawaban Ara ia lebih memilih mencari halte terdekat.

"Ara duduk sini jangan di situ nanti basah" ajak Arkan tetapi di anggap Ara hanya angin lalu.

"Gak papa sekalian main air udah lama gak main hujan" jawab Ara sambil menodongkan tangannya ke arah hujan.

Arkan yang merasa tidak di hiraukan pun akhirnya diam.

Setelah itu tidak ada perbincangan di antara mereka hingga akhirnya ada mobil truk bermuatan berat melintas di hadapan mereka dan sangking derasnya hujan sampai sampai ada air yang tergenang itu menyiprat ke arah mereka.

"Aduhhh..." pekik Ara.

"Yahh basah semua" lanjut Ara sambil mengibas ngibaskan tangannya ke baju yang terkena air itu.

Arkan yang melihat itupun sontak langsung melepas jaketnya dan memberikannya kepada Ara.

"Nih pakek aja" serah Arkan sambil menunggu Ara menerima jaketnya.

"Makannya kalo di bilangin jangan ngeyel" cibir Arkan sambil menatap sinis Ara.

"Ya udah si" jawab Ara tak kalah sinis.

Setelah menunggu hampir setengah jam hujanpun akhirnya reda dan mereka melanjutkan perjalannya untuk pulang ke rumah Ara.

*setelah sampai di rumah Ara

"Mampir dulu" ajak Ara karena kasihan melihat Arkan yang kedinginan.

"Nggak langsung pulang aja aku" jawab Arkan sambil tersenyum.

"Gak ada penolakan lagian itu pernyataan bukan pertanyaan" kata Ara sambil menarik paksa lengan Arkan agar mengikutinya masuk sedangkan aekan pun hanya bisa pasrah.

"Assalamualaikum penghuni rumah" salam Ara sambil membuka pintu.

"Waalaikumsalam eh non den kok basah" tanya bibi.

"Tadi kehujanan bi" jawab Ara.

"Bi tolong buatin teh anget ya buat Arkan dan air anget buat Ara" imbuh Ara.

Setelah bibi pergi meninggalkan keduanya untuk membuat teh dan air anget.

Ara mengajak Arkan untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Tunggu di sini dulu gue mau ke atas mandi sekalian pinjem baju dad buat Lo nanti Lo mandi sekalian aja di sini" kata Ara dan di balas anggukan oleh Arkan.

Ara pun berjalan menaiki tangga dan sesampainya di depan kamar orang tuanya Ara pun mengetuk pintu.

"Tok...tok...tok... Dad..." panggil Ara sambil mengetuk pintu.

"Iya masuk aja" jawab seseorang dari dalam.

Setelah mendapatkan jawaban dari dalan Ara langsung membuka pintu dan menghampiri dadnya

"Dad boleh pinjam baju nggak" tanya Ara.

"Buat apa" tanya dad balik.

"Tadi aku abis dari rumah Arkan terus pas pulang kehujanan sekarang arkannya lagi di bawah kasian dia bajunya basah" jelas Ara.

"Arkan" tanya dad sambil menautkan alisnya dia merasa familiar dengan nama itu.

"Iya arkan itu lho yang kita metemu pas ban mobil dad bocor beberapa hari yang lalu" jelas Ara.

"Oh ya udah kamu mandi aja nanti biar dad yang kasih baju nya ke Arkan" jawab dad Ara.

"Ya udah Ara ke kamar dulu" pamit Ara.

Setelah Ara meninggalkan kamarnya Darren pun mulai mencari bajunya dulu yang akan di kasih ke Arkan.

"Mas cari apa" tanya Elitza mami Ara.

"Oh ini lagi nyari baju buat temennya Ara" jawab Darren

"Kok baju kamu, emang temennya Ara cowo" tanya mami heran karena setaunya temannya Ara tidak ada yang laki laki.

"Itu lho yang aku ceritain, yang dia numpangin Ara pas Van mobil aku bocor" ujar dad sambil melipat baju yang ingin di kasihkan ke Arkan.

*Arkan POV

Tak
Tak
Tak

Suara langkah kaki menuruni tangga yang mengalihkan perhatianku.

"Arkan" sapa orang tersebut.
Dia adalah dad Ara yang ingin memberiku baju.

"Ini bajunya kamu mandi dulu" ujar dad.

"Iya om terimakasih" jawabku sambil tersenyum.

Setelah itu aku di tunjukin dimana letak kamar mandi.

Selang beberapa menit aku selesai mandi dan setelah aku balik ke ruang tamu dan disitu sudah ada Ara dan keluarganya.

"Permisi" sapaku kepada semua.

"Duduk aja nak gak usah canggung gitu" ujar mam Ara.

Dan setelah itu kami berbincang-bincang sampai tak sadar kalau hari sudah hampir tengah malam. Aku pun pamit pulang.

Ara's Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang