Heppy reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.~pagi pukul 04:00
Author POV
Hari ini adalah hari yang menyedihkan bagi ara dan keluarga besarnya karena ia baru saja mendapatkan kabar kalau kakeknya meninggal dunia.
Kakeknya memutuskan menetap di KL semenjak kepergian istrinya. Bukannya untuk melupakan kenangan kenangan indah yang telah ia bangun, tetapi untuk menenangkan pikirannya yang saat itu sedang terpuruk, dan dekat dengan Indonesia sekaligus menikmati masa masa pensiunnya.
Dan di kamar Ara terjadi cek-cok antara Ara dan dadnya.
"Dad aku ikut ya" ujar Ara karena dia ingin ikut ke pemakaman kakeknya itung itung untuk melihat jasadnya untuk terakhir kalinya.
"Maaf ya Ra bukannya ngelarang tapi kamu lusa bakal ada ujian jadi nggak bisa ikut" jawab dad karena menurut surat edaran dari sekolahan ujian akan di laksanakan lusa, dan ujian tersebut bersifat wajib dan semua siswa harus berangkat sekolah kecuali yang sangat tidak memungkinkan untuk tidak mengikuti ujian.
"Iya sih, tapikan masa gue ga Dateng di pemakaman kakek" batin Ara bimbang.
Sedangkan mam sedang prepare untuk berangkat ke KL.
"Ya udah tapi nanti kalo udah nyampe kabarin ya" final Ara karena tidak ada pilihan lain.
"Siap putri dad nanti kamu bisa ngajak temen temen kamu untuk nginap di sini" ujar dad sambil memeluk Ara.
Ara hanya menganggukkan kepalanya sambil membalas pelukan dadnya.
"Nanti berangkat jam berapa" tanya Ara.
"Sekitar jam 06:15 soalnya take off nya jam 7:10, kenapa emangnya" jawab dad sembari melontarkan pertanyaan di akhir kalimatnya.
"Mau ngater aja" jawab Ara.
"Kan kamu harus sekolah" bingung dad.
"Gak papa sekali kali izin" ujar ara dengan santai.
"Nanti kamu ketinggalan pelajaran loh kan lusa ujian" ingat dad.
"Pliss deh jangan bahas tentang ujian lier uy" batin Ara stres.
"Udah gak ada pelajaran gurunya sibuk untuk nyiapin ujian" jawab Ara asal.
Akhirnya dad menyetujui ucapan ara karena kalau nggak nanti yang ada malah ngambek.
*Skip bandara
"Kami berangkat dulu ya" pamit mam sambil memeluk Ara.
"Hati hati mam dad" jawab Ara sembari melambaikan tangannya.
"Daaaa se you" ucap orang tua ara secara bersamaan. Sedangkan Ara hanya mengangguk saja.
Tring
Tring
Tring
TringSuara ponsel yang mengganggu Ara berjalan.
"Siapa sih yang nelpon bikin bad mood aja" monolog Ara.
"Halo" sapa ara tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Halo ra kenapa Lo belum berangkat woy udah siang ini" teriak Fitri dari seberang yang membuat Ara menjauhkan handphonenya.
"Njir biasa aja kali gak usah teriak teriak" umpat Ara karena terlampau geram.
"Hehehe sorry bestie, lagian lo lama banget dah" gurau Fitri.
"Gue izin dulu hari ini" ujar Ara.
"Kenapa Lo sakit" tanya Fitri kepo.
"Nggak kakek gue baru aja meninggal gue nganterin ortu ke bandara jadi izinin ye" jawab Ara sambil melanjutkan perjalanannya.
"Innalilahi turut berduka cita ya Ra" ujar Fitri prihatin.
Brak
Suara tabrakan antara dua orang yang sedang tidak memperhatikan jalan.
"Halo Ra lo gak papa" tanya Fitri di seberang sana karena dia juga ikutan terkejut.
"Gak papa lanjut nanti ya bay" jawab ara dan langsung mematikan panggilan tersebut.
"Apa apaan sih Lo jalan tuh pake mata" ucap orang tersebut sambil membersihkan pakaiannya yang sedikit berdebu.
"Di mana mana tuh ya jalan pakek kaki kalo liat baru pake mata" cecar Ara sinis.
TBC
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN
.
.
.
.
.
.
.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara's Story
Teen FictionTentang dia yang merasa kadang sendiri. Tentang dia yang menunggu orang dari masa lalu. Tentang dia yang menemukan orang baru. Dia Queen Aurora yang kerap di sapa Ara, dia yang menunggu seseorang di masa lalu dengan janji-janji yang pernah terucap. ...