23. Hellhole

736 114 188
                                    

🎶 In My Blood 🎶
▶️ Quinzel eyes meet Kenzo's in the darkness, and after that, Kenzo carries her in his arms and takes her away.
                                       
—————————————————————
Next chapter : Banyakin COMMENTS aja (no spam next)!

♥️🖤♥️

Pukul 02.00.

"Laper, Kenzo," bisik Quinzel lemah.

Quinzel dikurung dari pagi. Untung dia sempat sarapan tadi, tapi sekarang dia kelaparan. Dia sampai mulai berdelusional Kenzo datang menyelamatkannya.

Namun, tidak. Bukan Kenzo. Lonceng yang berdenting itu pertanda kehadiran sesuatu yang lain. Keberadaan entitas tak diundang yang hanya bergerak di dinding.

Dia tulang-tulang bengkok. Wujudnya sekilas terlihat seperti manusia, tapi Quinzel berada terlalu dekat dengannya untuk bisa membedakan.

Bayangan di dinding sekitar itu besar dan tinggi. Kurus, tampak ringkih. Hitam. Dia muncul bagai kepulan asap. Diam sebelum kemudian mulai bergerak semakin tinggi hingga menyebar ke langit-langit.

Tubuh bagai kumpulan tulang yang bersatu itu bergerak, bengkok ke segala arah hingga menimbulkan suara retakan tulang. Tidak patah, tapi gerakannya yang bagai tengkorak di teater wayang itu cukup membuat Quinzel meringis takut.

Sampai kemudian bayangannya di dinding bergerak semakin dekat pada Quinzel. Quinzel bisa mendengarnya bernapas. Suaranya mendengung mengerikan layaknya teriakan yang berasal dari dalam neraka jahanam ketika menyapa, "HELLO!"

Quinzel berteriak sejadi-jadinya, "KENZOOO, TOLONGIN...!!!"

🥀🩸🥀

Pukul 03.13.

Quinzel sudah nyaris terpejam akibat energi yang terkuras habis oleh keberadaan makhluk-makhluk kegelapan ketika hadirnya cekikikan melengking itu memekakkan telinga Quinzel. Dengan begitu, Quinzel tak mungkin bisa terlelap.

Di sana, Quinzel melihatnya. Di pintu ruangan seberang yang baru saja berderit membuka. Sosok wanita berpakaian putih bergelantungan di kusen atas pintu. Posisinya membelakangi Quinzel, tapi kehadirannya cukup membuat Quinzel terjaga sepenuhnya.

Jantung Quinzel berpacu tak keruan. Peluh bercucuran hebat dari dahi Quinzel. Quinzel merasa luar biasa kepanasan, padahal angin bertiup kencang pertanda badai segera datang.

Quinzel paling tak tahan dengan kehadiran makhluk itu dari semua makhluk. Noni Belanda. Yang sewaktu-waktu bisa menjelma menjadi kuntilanak. Dia sudah menempati tempat ini jauh sebelum Quinzel lahir.

Ya. Penjara bawah tanah ini sudah berdiri sejak jaman penjajahan. Menjadi penjara penyiksaan di jaman itu. Cerita seram tentang noni Belanda itu... dia adalah salah satu gundik keluarga Deville yang akhir hidupnya begitu mengenaskan karena dikurung sampai mati di ruang bawah tanah ini. Usut punya usut, ternyata dia tak jauh-jauh dari tumbal pesugihan.

Katanya, jika kamu takut di malam hari, jangan menutup mata terlalu lama. Quinzel takut luar biasa, tapi tak berani menutup mata terlalu lama. Dia dikejar kekhawatiran bahwa makhluk itu akan mendekat dan jika dia menutup mata, dia takkan tahu.

Seolah Quinzel bisa menghindar saja. Meski begitu, teror menghantui Quinzel dan menahannya untuk berbuat.

Quinzel sesak, merasa tercekik. Dia tahu dia bukan sedang di tempat tidur yang membuatnya bisa ketindihan, tapi tetap saja dia bisa merasakan kehadiran itu menekannya sampai dia nyaris tak bernapas.

A Living Hell: Déville's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang