27. Gala Dinner

610 100 247
                                    

🎶 Kiwi 🎶
▶️ Kelly wants to put Kenzo and Quinzel's names on the list. Later, Quinzel's squad helps Quinzel design a plan, which Quinzel then carries out.
                              —————————————————————
Next chapter : 60 VOTES & SPAM COMMENTS.

♥️🖤♥️

Masa sekarang...

Satu meja itu biasanya kosong. Meja paling panjang di food court. Meski jarang ditempati, tak ada yang berani duduk di sana.

Meja itu terlarang. Keramat. Penghuninya disebut-sebut pengikut iblis.

Namun, sejak kehadiran Quinzel, meja itu sudah lebih sering terisi. Biasanya meja itu hanya ditempati jika Kenzo sedang di sekolah. Itu pun tidak selalu.

Kenzo penyendiri. Dia bukan tipe yang mudah ditemukan nongkrong di food court pada jam istirahat, begitu juga dengan rombongannya yang lebih sering cabut. Jumlah absen mereka pun tak lebih sedikit dari Kenzo. Tapi, meski terhitung berapa kali banyaknya meja itu ditempati, tetap saja tak ada yang berani mendekat seolah aura meja itu saja sudah gelap.

Kini, bahkan jika tidak ada Kenzo, Quinzel tidak segan untuk duduk di sana dan tak ada yang berani memprotes. Hari ini, squad mereka lengkap.

Meja terpanjang di lakeview food court itu hari ini memiliki penghuni paling ramai. Sekitar 13 orang duduk di sana. Tapi, alih-alih dijadikan pusat perhatian, justru itu satu-satunya meja yang dihindari para murid. Mereka hanya berani melirik dari kejauhan. Itu pun hanya sekilas pandang karena memang sulit mengabaikan meja yang sekalinya berpenghungi, langsung terlihat sepenuh itu.

Salah satu saja dari orang-orang yang duduk di meja itu tidak suka oleh cara mereka menatap, itu bisa menjadi masalah. Maka, lebih baik menghindar, termasuk dengan cara tidak duduk di sekitar meja itu untuk meminimalisir kontak meski hanya sekadar kontak mata.

Quinzel duduk di kursi tengah yang membelakangi semua stalls di food court. Di kanannya, Kenzo duduk santai dengan punggung bersandar ke kursi. Tangan kirinya dipanjangkan di belakang bahu Quinzel, di atas sandaran kursi Quinzel, menyatakan kepemilikan mutlak atas Quinzel. Satu kakinya terlipat di atas paha dan tangan kanannya sesekali mengambil nachos di atas piring.

Di depan mereka, duduk para pengikut Kenzo. Para pembuat onar yang tinggi-tinggi dan atletis. Tipe-tipe kelompok siswa yang ditakuti. Sisanya duduk menyebar di sebelah Quinzel dan Kenzo. Mereka asyik membuat lelucon antar mereka.

Quinzel sedikit bersyukur meskipun lelucon mereka tak sepenuhnya dimengerti Quinzel karena bagaimanapun, sosialisasi adalah hal baru dalam dunia Quinzel sehingga Quinzel masih harus beradaptasi, tapi setidaknya ini lebih terasa normal dibandingkan keseharian Quinzel selama ini.

"Hi, sorry, telat," kata Zaya yang baru saja muncul di food court dan tiba di meja terpanjang itu.

"Dari mana lo?" tanya Darrel seraya bergeser agar Zaya bisa duduk.

"Ikut rapat bentar tadi. Gue dimintain jadi perwakilan tenth grade buat acara Sabtu depan," kata Zaya. Dia meneguk air putih karena kelelahan berlari. Setelahnya, dia berkata. "Gala family dinner. Pada dateng, ya!"

"Nggak ada acara yang lebih fun, apa?" tanya Brando yang dibalas Zaya dengan memutar bola mata sambil duduk di samping Darrel.

"Gala dinner?" tanya Quinzel ingin tahu. "Apa itu?"

"The biggest family's social event in the school which happens to be salah satu acara paling bergengsi sekolah," jawab Rui yang orangtuanya rutin berkontribusi di acara lelang. "Semua orangtua murid bakal diundang. Malah acara ini utamanya untuk mereka. Semua acara yang disuguhkan itu untuk ngehibur para orangtua."

A Living Hell: Déville's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang