Seseorang masuk kelas untuk memanggil gadis yang sendiri, duduk di barisan meja paling belakang. "Ra, Rara! Ada kakak kelas yang nyariin lo!"
Rara. Gadis itu menegak kan kepalanya. Pusing langsung mendera dirinya, terlalu lamanya ia terlelap.
Suasana kelas sedang sepi-sepiya. Hanya Rara yang berada di dalam kelas, sendirian.
Setelah berkata terimakasih pada temannya itu, Rara dengan berat hati beranjak dari posisi nyamanya, Rara tentu kaget mengetahui siapa orang yang mencarinya. "Ada perlu apa ya kak?"
Segerombolan teman-teman Rara yang sedang berada diluar diam-diam memperhatikan Rara yang entah ada perlu apa dengan kakak kelas itu.
Gadis yang notabenya kakak kelasnya itu memperhatikan Rara dari atas sampai bawah. "Gue ada perlu sama lo, ikut gue sekarang."
Rara awalnya ingin menolak karena ia rasa tak ada keperluan dengan kaka kelasnya ini, kenal saja tidak. Namun pada akhirnya Rara berjalan tepat di belakang gadis itu.
"Kakak ada perlu apa ya? Kok sampai ke belakang sekolah." Rara tampak tak behenti berpikir.
"Gue perlu bicara sama lo disini."
"Ada apa Kak?" Ternyata gadis itu tidak sendiri, keluarlah dua orang temannya yang lain yang lainnya. Rara sontak terkejut.
"Oh jadi ini, adik kelas yang katanya lagi dekat sama pacar gue,"ujar salah satu gadis berambut panjang.
Rara sontak tak habis pikir, ia diajak kemari hanya untuk diberi pertanyaan seperti itu. Ia punya teman saja tidak pernah apalagi dekat dengan laki-laki di sekolah ini.
Belum sempat Rara menjawab, tubuh Rara basah kuyup dengan guyuran air dari arah belakang.
Nafas Rara tak memburu, ia berbalik ke belakang dan mendapati kaka kelas yang memanginya tadi yang menguyurnya. "Maksud kakak apa?! Baju aku basah semua karena kakak!" Amarah menguasai Rara.
"Aku salah apa sampai kakak guyur kayak tadi?" Bodoh. Rara merasa kakak kelasnya tadi bodoh, ia tanya tak menjawab malah tersenyum miring menatapnya, benar-benar bodoh bukan?
"Jawab dulu pertanyaan gue bego!" Kakak kelasnya itu menarik kerah seragamnya. "Lo lagi deket kan sama pacar gue?!"
"Pacar apa kak? Aku nggak tau pacar kakak yang mana?" Tunggu, siapkah yang bodoh disini?
"Pacar gue lah? lo pernah boncengan sama dia waktu itu, puas lo?"
"Bego, demi apa aku enggak ada apa-apa sama pacar kakak. Kita cuma ada keperluan beberapa kali buat ekstra."
Gadis itu menjambak rambut Rara. "Oh pintar lo ya, belum gue sebut saia lo udah tau siapa yang gue maksud."
"Lepas kak, lepas." Rara berusaha melepaskan tangan gadis itu yang berada di tangannya.
"Gara-gara lo gue putus sama dia!"Teriaknya.
"Nggak kak, aku nggak ngerasa jadi penyebab kalian putus," ujarnya dengan tubuh mengigil.
"Gue cemburu lo boncengan sama pacar gue!" Gadis itu berteriak tepat di depan wajah Rara. "Tau diri lo!"
"Maaf kak, tapi dia cuma bantuin aku. Kita cuma sama club ekstra aja."
"Walaupun gitu gue tetep kesel sama lo." Di bantu oleh temanya yang lain, gadis itu menjatuhkan Rara begitu saja. "Gue putus sama dia gara-gara lo!"
Rara meringis, mengusap tulang ekornya. Mencoba kabur dari kakak kelas yang menurutnya gila ini. Tak peduli dirinya dengan segala tuduhan yang kakak kelasnya itu lontarkan tadi.