𓍢ִ໋🌬° ᰔᩚ [5] run away

17 1 0
                                    

nothing special untill i found her — Sai Jaruga

nothing special untill i found her — Sai Jaruga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Shilda mengalihkan pandangannya ke samping dan langsung menemukan hamparan ladang padi hijau yang luas. Udaranya jauh lebih shat dibandingkan di kota. Jalanan setapak yang cukup untuk dilalui oleh kendaraan bermotor itu diapit oleh ladang hijau padi-padian sepanjang jalannya.

Shilda yakin mereka sudah sangat jauh dari kota.

Tepat sekali Shilda akan bertanya, Sai sudah memberhentikan motornya dan lebih dulu turun sambil membuka helm miliknya lalu membantu Shilda melepaskan helm di kepalanya juga.

"Dah sampai. Yuk turun."

Shilda turun dari motor dan melihat ke sekeliling. "Kamu bawa aku kemana?"

Sai memiringkan kepalanya, sok berpikir. "Hm, di ujung kota?" nadanya kentara bertanya.

"Ujung kota? Mana ada kota kita tanah luas ijo kayak gini! Lagian perjalanan tadi hampir satu setengah jam lewat ya!" Shilda melayangkan cubitan di lengannya.

Sai terkekeh. "Kenapa? Kamu takut aku culik, ya?"

Shilda mendengus keras. "Nggak. Ngapain takut?"

"Ah, seriuss??"

"Kalaupun aku diculik, kan penculiknya kamu. Ntar aku sayang-sayangin dulu sampai bucin abis, biar mampus pas mau ngejual aku malah nggak kuat, huu!"

Sai spontan tertawa. "Apasih, bocil! Belom lo sayang-sayangin aja gue udah bucin gini. Udah, kalah udah gue!" Sai mengangkat kedua tangannya ke atas, tanda menyerah. "Kamu aja yang culik aku, cepat!!"

"Begoo."

"Hehh??" Sai menepuk pelan pipi Shilda. "Jangan gitu ngomongnya, nggak boleh taukk. Kasarr, ndak suka."

Shilda mengedikkan bahunya. Dia lalu naik ke atas batang pohon tumbang yang kayunya tampak basah sehabis diguyur hujan. Refleks Sai yang langsung mengulurkan tangannya, takut-takut Shilda jatuh.

"Hati-hati, sayang, itu batangnya udah lapuk."

"Iyaa, kayak kamu kan. Bujang lapuk!"

"Kampret. Sini ngga lu, nyet???"

"HIHIHI! AMPUNN!!"

"Jadi serius, ini sebenarnya dimana sih?" tanya Shilda masih penasaran setelah mereka akhirnya berdiri agak di atas, tepat di belakang mereka terdapat saung, lalu dibawahnya adalah hamparan padi hijau tadi. "Sini duduk sini, jangan berdiri, capek leher aku ngeliatnya."

Sai & ShildaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang