akhirnya tembus juga up part ini! gw sempet ga mood nulis dan stuck disini, btw ini bakal paaanjanggg bangett!
.
Setidaknya setelah melewati ujian akhir semester ganjil, Shilda sedikit diberi kebebasan oleh sang ayah. Mulai dari tidak mengetuk pintu kamarnya diatas jam sebelas hanya untuk melihat dia sedang belajar atau justru bermain, memberikan kembali hpnya, tidak menagih nilai seperti biasanya, mungkin ini bukan hanya liburan untuk Shilda tapi juga untuk ayahnya.
"Tik, tar kalo bokap gue nelpon lo nanyain gue sama lo apa enggak bilang iya ya?" briefing Shilda, satu-satunya teman perempuan yang selalu dia jual namanya ke ayah.
"Hah? ohh aman-aman, tapi elu mau kemana sebenernya, biar gue gak salah kalo boong!"
"Gue mau nonton Sai tanding. Ayah taunya gue main di rumah lo ya heheh," kata Shilda.
"Lah gue juga mau nonton cowok gue main nih."
"Hah? sejak kapan lo punya cowok???"
"Hehehe, cokiber dong!" Shilda langsung berdecak. "Gitu mending bareng aja lah perginya, gue jemput depan rumah, biar sekali-kali ayah lo percaya. Gemeteran anjir diteror bokap lo mulu," balas Tika.
Shilda meringis. "Sorry, abis cuma lo temen gue."
Tika di seberang sana tertawa keras. "Boong banget! yaudah, gue jemput aja ya nanti, jam tengah 2 kita jalan."
"Okayy, thanks ya, Tik. See you."
Kira-kira begitulah keseharian Shilda. Tika termasuk yang paling paham mengenai hubungan dia dan Sai yang terjebak di restu orang tua. Beruntungnya, Tika cukup mengerti dan tidak bertindak diluar batas, malah berbaik hati ikut berdosa bersama Shilda.
Ting!
Shilda menarik kursi dan duduk di kursi belajarnya dengan satu tangan memegang hp sementara tangan yang lainnya memegang botol yoghurt. Bibirnya menarik bentuk senyuman lalu menekan foto yang baru saja dikirim Sai.
Foto susunan lego kecil yang baru dibelinya.
Sai-yang <3: abis aku tanding kita tanding juga ya yang
Shilda: tanding apaan??
Sai-yang <3: rakit lego, yg kalah traktir seblak
Shilda: GAAASSSS BY ONEEE
Sai-yang <3: HAHAHAHAH SEE YOUU
Lapangan SMA Kencana Raya penuh sorak-sorai penonton. Sekolah ini memang sering dijadikan tuan rumah acara turnamen karena memiliki lapangan yang luas dan kursi penonton bak di stadion. Shilda memegang karcis menontonnya sambil melihat ke arah kursi yang hampir sudah diisi semua, dia menoleh ke arah Tika yang menarik lengannya mencari kursi mereka. Shilda memperbaiki letak topinya lalu melambaikan tangan ke arah Sai yang juga melambai ke arahnya.
"Gue kira lo telat," sahut seseorang membuat Shilda tersentak kaget.
"Oh— hai, Taigar." Shilda terkekeh kecil dengan dahi mengernyit. "Kok bisa kebetulan sebelahan gini ya."
Taigar malah menghadap ke depan. "Acaranya bentar lagi mulai, mereka punya tim cheers yang kece. Tim sekolah kita gak ikut nyemangatin?"
Shilda menaikkan alisnya tapi mulai menyamankan diri. Dia pikir Taigar bukan tipe yang banyak bicara, tapi sepertinya dia salah. "Seharusnya sih dateng, beberapa kali gue lihat mereka latihan. Tim cheers kita juga gak kalah kece kok dari mereka," bela Shilda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sai & Shilda
Fiksi Remajasai & shilda | soulmate Mau tau potret 'boy in love' itu gimana nggak? Coba aja tanya sama Sai Jaruga, dia ahlinya. Mau satu dunia bilang preman sekolah seperti Sai tidak akan bisa bersama dengan kesayangan guru seperti Shilda, Sai tidak akan mundu...