Suasana semakin sengit saat Eric mulai membeberkan kehidupan pribadinya kepada Uri yang hanya orang baru di hidupnya. Pria itu menjelaskan dengan sangat detail sehingga membuat Uri sedikit merasa tidak nyaman.
Selesai bercerita, Eric tertawa kecil sembari memijat keningnya. Matanya terus memperhatikan Uri yang sekarang sudah mau duduk di sisinya walau harus bertengkar dulu dengannya dan menjaga jarak.
"Saya bingung, kenapa saya bisa jujur ke kamu. Padahal ... ."
Eric sengaja menahan ucapannya menunggu reaksi Uri yang ternyata langsung mengangkat wajahnya.
"Padahal apa?"
"Padahal kamu bisa saja menjual semua rahasia saya ke publik."
Uri berdecih pelan seakan menyepelekan ucapan Eric yang menurutnya begitu aneh. "Dan anda berharap, publik bisa percaya pada saya?"
Ucapan Uri berhasil membuat Eric terdiam, dia pikir Uri adalah perempuan polos yang tidak mengerti akan banyak hal. Namun, nyatanya tidak. Perempuan itu jauh lebih pintar dari apa yang dia pikirkan.
Menanggapi ucapan Uri, Eric tersenyum kecil sembari mengusap bagian belakang kepala Uri yang tertutup rambut panjang milik perempuan itu.
"Jadi, bagaimana? Kamu mau terima tawaran saya?"
Uri mendengus kesal mendengar pertanyaan Eric yang terus-terusan memintanya menjadi selingkuhan. "Maaf. Saya nggak tertarik."
Ketika Uri bersiap untuk bangun dari duduknya, Eric kembali menahannya sehingga membuat keduanya saling bertatapan.
"Kamu bisa pikirkan tawaran saya dulu dan jawab nanti, jangan nolak sekarang."
Melihat raut wajah Eric yang berubah sedih, Uri menjadi tidak tega. Namun, tetap berusaha melepaskan cengkeraman tangan pria itu. "Oke, aku bakal pikirin. Tapi tolong, lepasin aku sekarang."Lepas yang Uri maksud di sini adalah pintu ruangan yang terkunci dari luar. Dia mau keluar sekarang dan perlu mendapatkan hati Eric terlebih dahulu.
"Oke, saya bakal bukain pintu itu. Tapi, saya akan kembali dalam satu minggu lagi untuk menagih jawaban kamu," jelas Eric sebelum ikut bangun dari duduknya. Berjalan santai dengan tangan kiri di dalam saku celana dan setelah sampai di depan pintu, dia mengetuk pintu beberapa kali dan terbukalah pintu itu.
Tanpa menunggu waktu lama, Uri bergegas mendekat dan mencoba untuk keluar. Saat berpapasan, Eric kembali menahan langkah perempuan itu. Tenaga Eric saat menahan gerak Uri begitu kuat sehingga membuat Uri tidak bisa pergi walau sudah memberontak.
"Ingat janjimu!" bisik Eric sebelum membebaskan Uri yang langsung menghilang masuk ke dalam sekumpulan orang. Mereka tengah mengerakkan tubuhnya sembari mengikuti alunan lagu yang tengah diputar dan melenyapkan tubuh Uri dengan sangat cepat.
Setelah tidak melihat sosok Uri lagi, Eric segera mengajak pria-pria yang bersamanya untuk pergi. Mereka sebenarnya adalah pengawal pribadi Eric. Mereka bertugas untuk menjaga Eric kemanapun pria itu pergi. Namun, biasanya pengawal Eric tersebut tidak terlalu dekat dengan pria itu karena Eric tidak menyukainya. Dia menyukai kebebasan dan jika bersama dengan pengawal, hidupnya terasa berbeda.
Di sisi lain, Uri yang ternyata masih memerhatikan Eric merasa begitu lega saat pria itu keluar dari tempat dia bekerja.
Syukurlah, dia udah pergi, ucap Uri di dalam hati sembari mengusap dadanya yang masih naik turun efek berlari sangat kencang.
Sepulang kerja, Uri terus memikirkan apa yang Eric tawarkan. Memang benar, pria itu sudah memiliki istri. Namun, pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan bisnis. Karena hal itu juga, mereka belum memiliki anak hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Gelap Keluarga Cameron (End)
Romance~Glorious Writing Contest 2023~ "Saat kamu sudah menjadi bagian keluarga Cameron, kamu tidak akan bisa keluar lagi." Gauri atau lebih sering disapa Uri, membutuhkan cukup banyak uang untuk membayar utang yang ditinggalkan ke dua orang tuanya sebelum...