PT. 7

287 31 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Tok tok tok

Wilza mengetuk pintu kamar Naura untuk mengajaknya makan siang bersama. Tak ada jawaban dari dalam, ia-pun membuka pintu kamar yang tidak terkunci. Begitu pintu terbuka, ia mendapati kakaknya berbaring di atas tempat tidur sedang asyik melamun dan sesekali tersenyum sendiri. Wilza mengerutkan keningnya melihat gelagat aneh kakaknya di siang hari seperti ini.

Ide jahil-pun muncul, Wilza melompat ke atas kasur membuat si empu kaget dan berteriak. Wilza mengeratkan lengannya yang memeluk perut Naura tidak lupa kakinya juga ikut mengunci pergerakan kaki Naura. Bunda Fanny yang mendengar keributan di atas kemudian naik menuju ke kamar anaknya.

"Sayang, kenapa teriak-teriak. Ya ampun adek, lepasin itu kakaknya."

"Bunda, tolongin. Kakak gak bisa gerak bund. Adek, lepas! Aaa Bundaa..."

"Gak mau lepas, siapa suruh ngelamun, mana senyum-senyum sendiri. Aku tadi ketuk pintunya gak di bukain sama kakak, Bund. Biar rasain nih."

Wilza kembali memeluk Naura, kali ini ia juga menciumi seluruh wajah kakaknya. Bunda yang melihat hanya menggelengkan kepala lelah karena tingkah anak kembarnya ini. Setiap hari selalu keduanya membuat keributan.

Diruang makan hanya ada suara dentingan piring yang beradu dengan sendok dan garpu. Papa Tian menatap kedua anaknya secara bergantian, tidak biasanya mereka hanya duduk diam saat bersama.

"Kakak kenapa cemberut gitu?" Tanya papa Tian.

"Abis adek peluk sama cium, pah." Jawab Wilza sembari terkekeh

"Dulu kakak loh yang selalu cium adek, kalo gak di cium ngambek kamunya."

"Adek jelek ciumnya, kakak sampe gak bisa napas pah." Jawab Naura masih kesal dengan adiknya.

"Abisnya kamu aneh, tiduran dikasur sambil senyum-senyum sendiri."

"Kenapa gitu kak?"

"Gak apa-apa pah, a-aku cuma seneng aja hari ini bisa santai dirumah."

"Apa iya?" Wilza masih menggoda Naura yang membuat papa dan bunda tertawa, sedangkan Naura hanya diam sembari mengerucutkan bibirnya.

Selesai makan siang, Naura berjalan ke taman belakang rumahnya diikuti Wilza yang berjalan dibelakangnya.

"Maaf ya tadi udah buat kamu kesel, muach.." Wilza mencium pipi Naura lalu merebahkan diri dikursi panjang dengan paha Naura sebagai bantal kepalanya. Naura hanya berdeham lalu mengelus puncak kepala adiknya.

"Kak, aku mau tanya deh." Ucap Wilza setelah hening beberapa saat

"Apa?"

"Ehm... menurut kamu Maudy orangnya gimana?"

Naura mengerutkan keningnya bingung kenapa tiba-tiba Wilza bertanya seperti itu, "Chelsea? Kalo menurut aku ya dia baik, apa adanya, meskipun sedikit galak tapi emang gitu orangnya, dia juga perhatian sama orang yang ada disekitarnya. Ya intinya dia gak sama kaya mantan-mantan kamu itu."

 THE ONE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang