PT. 12

323 34 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Kamu tidak perlu khawatir, Baba udah minta Ardana untuk bantu Jeffano urus itu. Jangan pikirkan lagi, lebih baik kamu beritahu Baba tentang kamu dan dia. Kamu sudah beritahu dia tentang perjanjian itu?" Ucap Baba Ardian sambil tersenyum

"Hanya ada waktu 5 menit tersisa untuk saya meeting nanti, benar Yasha? Maafkan saya tuan Ardian Nugroho, saya harus kembali bekerja. Permisi." Ucap Gabrielle sambil membungkukkan badannya lalu berjalan cepat keluar dari ruangannya.

Ardian hanya menatapnya tak percaya, "Gege, jawab dulu pertanyaan Baba, Gabrielle Xena! Lihat dia, Ardan, saya belum selesai bicara berani sekali dia pergi."

Gabrielle terus berjalan tanpa mempedulikan teriakan sang kakek. Ia merasa tak nyaman jika kakeknya mulai membicarakan hal yang sama setiap hari. Ia sudah mengatakan bahwa ia tak ingin terburu-buru memberitahu Naura tentang hal ini, ia masih menunggu waktu yang tepat untuk memberitahunya. Lagipula dirinya juga ingin menghabiskan banyak waktu bersama Naura dulu sebelum perjanjian itu di lakukan.

Ia sebenarnya berbohong tentang waktu yang ia punya sebelum meeting di mulai, dia masih memiliki waktu sekitar 20 menit. Ia berniat menuju rooftop untuk mencari udara segar sembari menunggu.

Begitu sampai di depan lift, ia masuk sambil memainkan ponselnya untuk membalas pesan dari Naura. Ia sedikit terkekeh membaca pesan yang kekasihnya kirimkan. Tanpa ia sadari seseorang juga masuk ke dalam lift tersebut. Begitu pintu lift tertutup, tanpa kata ataupun aba-aba orang itu berbalik badan dan langsung mengarahkan pisau di tangannya ke perut Gabrielle.

Orang itu mendorong kuat tubuh Gabrielle ke sudut ruang lift tersebut hingga ponsel di tangan gadis itu jatuh. Gabrielle mencoba melawan dengan mendorong orang itu agar melepaskan dirinya. Tapi orang itu kembali mendorong tangannya membuat pisau semakin dalam menusuk Gabrielle.

"Arghhh... lepas..." ucap Gabrielle menahan tangan orang itu karena merasakan sakit di tubuhnya

Gabrielle tak bisa melakukan apa-apa lagi, rasa sakit di tubuhnya membuatnya melemah, pandangannya juga mulai mengabur.

"Siapa kamu?" Ucap Gabrielle terengah

Orang itu membisikkan sesuatu padanya membuat ia terdiam beberapa saat. Dengan sisa tenaga yang ia punya, ia mendorong orang itu hingga tersungkur ke belakang membentur dinding lift. Melihat pintu terbuka dan menyadari seorang wanita berdiri di sana, orang itu berlari keluar. Tubuh Gabrielle meluruh ke lantai, ia mencabut sendiri pisau yang menancap di perutnya tanpa mempedulikan wanita yang berteriak histeris di ambang pintu lift

Dengan samar ia mendengar suara Yasha, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Airmatanya jatuh begitu saja saat ia bertemu tatap dengan Yasha yang berdiri kaku di ambang pintu.

"Panggil ambulance sekarang!" Teriak Yasha

Hanya teriakan itu yang terakhir Gabrielle dengar karena setelah itu kesadarannya menurun, ia hanya menatap Yasha dengan tatapan kosong yang menangis memeluknya sambil menekan luka di perutnya untuk menghentikan pendarahan

 THE ONE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang