.
.
Gabrielle berjalan memasuki sebuah gedung perusahaan setelah memarkirkan motornya. Di hari sebelumnya ia telah membuat janji pada pemilik perusahaan tersebut untuk membicarakan suatu hal.
Ia diantar oleh salah satu karyawan di sana menuju sebuah ruangan yang berada di lantai paling atas gedung. Disana duduk seorang pria berumur kurang lebih 67 tahun dengan secangkir teh ditangannya. Menyadari kedatangan Gabrielle, pria itu berdiri dan menyapa dengan senyuman diwajahnya.
"Akhirnya kamu datang, duduklah. Bagaimana kabarmu?" Ucap pria itu setelah Gabrielle duduk di sofa.
"Saya tidak bisa memutuskannya secara langsung. Bisakah anda beri saya waktu 3 bulan? Dan saya minta berhenti menghubungi teman-teman saya untuk bertanya tentang keputusan saya."
"Seperti biasa tanpa basa-basi ya. Haha, kenapa harus menunggu 3 bulan? Untuk apa? Tanpa harus menunggu selama itu, semua tetap akan berjalan sesuai rencana. Dan hal yang harus kamu ingat, sekarang atau nanti itu tidak akan bisa mengubah keputusan saya." Ucap pria tersebut dengan wajah serius menatap lurus Gabrielle.
"Itu artinya anda memaksakan kehendak anda tanpa memikirkan orang lain."
"Lalu apa masalahnya? Saya yang memiliki kuasa penuh akan hal ini."
"Hanya ada dua pilihan, anda beri saya waktu 3 bulan atau anda akan kehilangan segalanya di hidup anda."
Mendengar apa yang Gabrielle ucapkan, pria itu terdiam menatap manik hitam milik Gabrielle, mencari kesungguhan dibalik ucapan gadis itu. Setelah beberapa saat, akhirnya pria itu menghela nafas pelan.
"Baiklah, hanya 3 bulan. Jika tidak ada hasil dalam waktu 3 bulan itu, maka saya akan tetap melakukan apa yang sudah saya putuskan tanpa pedulikan apapun dan kamu harus melakukannya tanpa membantah. Mengerti?"
Gabrielle mengendarai motornya keluar dari area gedung setelah satu jam berbicara dengan pemilik perusahaan tersebut. Dia masih memikirkan pembicaraan tadi, berbagai pertanyaan memenuhi kepalanya seperti bagaimana cara agar ia bisa menyelesaikannya dalam waktu 3 bulan, apa yang harus ia lakukan? Bagaimana jika ia gagal?
Sesampainya di coffee shop tak jauh dari rumahnya, Gabrielle segera membantu teman-temannya bekerja. Soal meracik kopi dan berbagai jenis minuman adalah keahliannya. Ditengah kesibukannya meracik kopi, terdengar lonceng pintu berbunyi. Seorang gadis datang dengan beberapa buku dan laptop ditangannya.
"Selamat datang kak, ada yang bisa dibantu?" Tanya seorang barista lain.
"Em, aku mau pesen milkshake matcha sama roti bakar coklat keju satu ya kak."
Gabrielle yang mendengar suara gadis itu mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat apakah benar itu orang yang ia kenal.
"Kay, kamu disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONE
Romance"I love you, El. Please, don't leave me." "You are the only one that i want, Kay. But i'm sorry." ???????? By : AllChanges