🎼 Für Elise - Ludwig van Beethoven
🧡🧡🧡
Sudah satu minggu Naren dan Lentera berlatih di halaman belakang rumah Zack. Dan sudah satu minggu pula mereka diawasi oleh Tujuh Saudari Beracun.
Dalam seminggu Naren sudah dapat menembak dengan baik, meskipun tidak selalu tepat sasaran, namun setidaknya Naren sudah bisa mengenai manusia jerami dan tidak meleset ke dalam hutan lagi.
Di sisi lain, Lentera sudah tidak kaku lagi dalam berpedang. Hal itu membuat Dwyne sedikit kewalahan melawan Lentera dalam duel mereka.
Zack merasa perkembangan keduanya sedikit di luar nalar. Karena mereka hanya manusia biasa, namun dapat beradaptasi dengan cepat. Dwyne berpendapat bahwa kemampuan adaptasi Naren dan Lentera didapat karena mereka memang manusia yang terpilih. Selain fisik, otak Naren dan Lentera juga cepat dalam berpikir.
Saat ini mereka sedang istirahat di halaman belakang rumah Zack, duduk di atas tumpukan jerami sambil memakan kue kering yang dibuat oleh Dwyne —yang tentunya masih mengandung racun sehingga Kyliene dan Zack tidak memakannya.
"Ugh, Dwyne, sampai kapan kita harus mengonsumsi racun?" Tanya Naren mengernyit setelah menelan kue nastar. Tenggorokan Naren serasa panas saat menelan kue itu.
"Sampai kalian sudah tidak diincar oleh Tujuh Saudari Beracun," jawab Dwyne santai sambil mengunyah kue bertabur choco chips, ucapannya menjadi sedikit tidak jelas.
"Sampai saat itu tiba kita berdua pasti sudah mati," celetuk Lentera enteng, meletakkan cangkirnya.
Mata Naren melotot, tangannya bergetar memegang cangkir tehnya yang beracun berniat untuk melegakan tenggorokannya. Dia menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak mau mati muda," gumamnya.
"Kau jangan terlalu pesimis, Lentera Chandramaya. Dan jangan membuat Narendra Karunasankara takut, dia bisa kehilangan semangatnya," tutur Dwyne.
"Maaf." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Lentera.
Zack dan Kyliene hanya diam saja. Mereka berdua tidak diperbolehkan untuk memakan makanan buatan Dwyne yang semuanya mengandung racun karena Kyliene harus tetap sehat dan Zack tidak ada hubungannya dengan Tujuh Saudari Beracun. Lagipula, memangnya mereka berdua ingin mengonsumsi racun dengan sengaja?
Lamborshine duduk di depan pagar sambil menatap lurus pada Grünerwald, matanya berkilat sesaat. Kedua telinga segitiganya berdiri tegak, begitu pula dengan bulu-bulu hitam di sekujur tubuhnya. Kucing hitam itu kemudian menggeram.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITCH
FantasyNarendra Karunasankara menemukan seekor kucing berbulu hitam dengan mata oranye yang menyala. Kucing itu tampak kesakitan dan kelaparan sehingga hati Narendra tergerak untuk menolongnya. Setelah diberi makan, kucing itu seolah mengajak Narendra untu...