WITCH - Chapter IX

11 2 0
                                    

🎼 Hungarian Dance no

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎼 Hungarian Dance no. 5 - Johannes Brahms

🧡🧡🧡

"Hei, bangun,"

Dwyne mengguncang bahu Naren yang ketiduran di kursi ruang tamunya.

"Nanti, Ma... Naren baru tidur sebentar..." Gumam Naren, tidak sadar kalau yang sedang membangunkannya adalah Dwyne.

"Ma? Kau pikir aku Mamamu?" Dwyne tersinggung.

Naren hanya membalas dengan bergumam tidak jelas.

"Hei! Bangun, Anak Manja! Ini sudah petang! Cepat letakkan barang-barangmu di kamar dan pergi mandi!"

Kali ini Dwyne meninggikan suaranya sambil terus mengguncang bahu Naren, sesekali dia menepuk-nepuk pipi pemuda itu.

Naren memang sangat sulit untuk dibangunkan.

Merasa tidurnya terusik, Naren melenguh, kemudian membuka matanya perlahan.

"Iya, iya,"

Pemuda itu mengejapkan matanya. Di pengelihatannya dia melihat Dwyne dengan wajah garang menatap padanya.

Tubuh Naren tersentak ke belakang, terkejut karena selain menatapnya garang, wajah Dwyne juga hanya berjarak beberapa centi dari wajah Naren.

Naren mengusap wajahnya, "Aduh, Dwyne! Wajahmu terlalu dekat tahu!"

Dwyne menjauhkan diri, berkacak pinggang.

"Apa masalahmu?"

"Aku ini laki-laki tahu!"

Wajah garang Dwyne berubah menjadi senyum pongah yang menyebalkan.

"Tidak ada yang menganggapmu perempuan di sini, tahu,"

Naren dibuat bungkam oleh ucapan Dwyne.

Merasa sudah menang, Dwyne menunjuk tas Naren yang tergeletak di lantai, kemudian berganti menunjuk arah belakang.

"Cepat bawa tasmu, lalu mandi. Aku akan menyiapkan makan malam,"

Tangan Naren menyambar tasnya, berdiri dan mulai berjalan ke arah yang ditunjuk Dwyne. Namun baru beberapa langkah berjalan, Naren sudah berhenti dan menoleh ke arah perempuan berambut cokelat itu.

"Kamarnya di mana?" Tanya Naren.

"Sudah kuduga kau akan bertanya. Ayo ikut aku."

Dwyne memimpin jalan. Kakinya melangkah lurus, kemudian berhenti di ruang tengah yang menghubungkan ruang tamu dengan dapur.

Ruang tengah Dwyne hanya berisi satu sofa dan meja dengan satu televisi, di samping televisi terdapat pintu yang menuju kamar palsu Dwyne.

"Kamarku di situ?" Tanya Naren menunjuk pintu kamar di samping televisi karena Dwyne berjalan ke sana.

WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang