6. How a Great

37 2 0
                                    

Aiiii!!👋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aiiii!!👋

Ketemu lagiii 🏁

Jam berapa nih bacanya?

Pengen juga setiap paragraf ada komentar kalian🤯💫

Happy reading ya!

.
.
.

Aksa berlari tak tentu arah, intinya dia terus mengelilingi sekolah luas ini.

Nara, dimana gadis itu?

Dia berhenti lari sejenak ngos-ngosan, berpegangan pada besi disampingnya, matanya mengamati kesana kemari.

Ayo berfikir Aksa! Dimana tempat Nara sering singgah disekolah?

Lapangan basket?

Kantin?

Kelas?

Atau ..

Dia ikut melihat keributan dibelakang sekolah tadi dan Aksa tidak melihatnya?

Aksa kembali berlari, kini kakinya membawanya ke kantin, dan ia tertegun Nara disana, makan dengan damai.

"NARA!"

Nara yang mendengar namanya disebut dengan keras sontak berjingkat kaget dengan mata melotot dan pipi mengembung sebelah.

Nara duduk sendirian disana entah kemana temannya pergi. Dia melotot garang mendapati Aksa yang ngos-ngosan dengan keringat bercucuran di dahinya.

"Kenapa sih teriak-teriak?"

"Lo nggak papa?" Aksa menormalkan deru nafasnya. Dia kembali dengan raut tengilnya seperti biasa, jangan sampai ketauan khawatir nanti bisa-bisa Nara geer.

"Gak papa lah, kenapa sih?" Nara melanjutkan makannya yang tertunda, tak menghiraukan laki-laki tengil didepannya itu.

"Dibelakang sekolah kena teror lagi, mereka hancurin gerbang belakang." Ceritanya.

Nara terdiam, dentingan sendok dinampannya pun tak terdengar lagi.

"Kenapa mereka dateng lagi?" Lirihnya.

"Hufft, lo bisa gak gausah jauh-jauh dari gue?"

"Gue lari-larian nyariin lo disekolah yang luas ini, Naraaaa!"

"Dan ternyata lo aman damai makan di sini, gue bersyukur lo gapapa."

Saat hendak menjawab, Aksa mengangkat tangannya menyuruhnya diam. "Satu lagi, mana Amara? Kenapa sendirian?"

ASTOROID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang