𝙲𝙷𝙰𝙿𝚃𝙴𝚁 𝟸

23 4 1
                                    

Hari berikutnya, bertepatan bell istirahat ke dua berbunyi, siswa dan siswi dengan sigap berlomba-lomba pergi ke kantin karena takut berdesakan akibat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari berikutnya, bertepatan bell istirahat ke dua berbunyi, siswa dan siswi dengan sigap berlomba-lomba pergi ke kantin karena takut berdesakan akibat ramai. Inti Zarcalion baru saja datang dari masjid sekolah setelah melaksanakan ibadah Dzuhur itu telah duduk dibangku pojok khusus mereka yang dimana tidak ada satu orang pun yang berani yang duduk di bangku tersebut tanpa adanya izin lebih dulu.

"Mau pesen apaan biar gw pesenin" tanya Ezio.

"Wihhhh tumben nih, kesambet apaan nih lo? Biasanya juga lo nyuruh adek kelas." Fhadli.

"Habis di kasih hidayah Fhad, kan habis sholat Dzuhur tadi." jawab Fathan.

Ezio berdecak. "Ck! Gw lagi baik hati nih. Cepatan mau pesen apa! Gak mau gw pesen sendiri nih?"

"Lo apa, Gan?" tanya Givano.

"Gw kayak biasa" jawab Zergan fokus memainkan ponselnya.

"Gw samain aja kayak Zergan" sahut Fathan.

Serentak Fhadli dan Regha pun juga ikut. "Gw samain juga".

"Gw juga, tapi Teh manis dingin ya," ucap Khanza.

"Lo juga No?" Givano mengangguk. "Yuueee ujung-ujungnya sama semua. Yaudah gw pesenin dulu".

"Lo juga ikutan juga marmut!" gerutu Fhadli.

"Kalian mah es teh. Kalo gw susu strawberry, ya beda lah!" bales Ezio.

"Iya terserah lo aja dah" jawab Fhadli pasrah.

Ezio meninggalkan posisi dan memesan makanan sesuai dengan ke-enam sahabatnya. Tak lama kemudian, seseorang datang membawa piring berisikan batagor dan jus jeruk kemudian duduk manis disebelah Zergan dengan seenaknya tanpa izin ataupun permisi.

Zergan yang menoleh kesamping karena ada yang duduk disebelahnya ia pun memasang wajah datarnya dan di susul oleh pasukan inti Zarcon. "Biasa aja liatinnya"

Khanza terkejut. "Loh, lo ngapain disini?"

"Yang lo liat gw ngapain?" jawab Arsena seadanya. Beberapa saat kemudian Arsena tersadar akan sesuatu. "Oh iya gw lupa, sorry ya tiba-tiba duduk disini, soalnya bangku yang lain udah penuh. Gakpapa kan gw duduk sebentar disini?"

"Eh itu anak pindahan dari Kalimantan kan?"

"Wahh, tuh anak mirip banget sama Arsera coy."

"Cantik nya nular cuiii"

"The real The Queen Of Beauty ini mah"

"Berani banget tuh cewek duduk di bangku Zarcon, keren sih!"

"Cari masalah tuh cewek, eh tapi cantik njirrr"

"Eh sabi lah tuh cewek?"

Zergan membuang nafas kasar. "Berani lo duduk sini?"

ARSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang