𝙲𝙷𝙰𝙿𝚃𝙴𝚁 𝟷𝟷

3 2 0
                                    

Guy's jangan lupa tinggalkan jejak.
Aku nulis cerita ini kok kayaknya sepi banget gak ada yang komen semua chapter😭

Masf ya guy's gak bisa up kyk biasa, karna saya kuliah. Mohon pengertian semuanya🥲🙏🏻

Hari ini spesial saya kasih 2 chapter sekaligus☺️🤗

Hari ini spesial saya kasih 2 chapter sekaligus☺️🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••
~Happy reading guy's 🤗❤️
••


"gw inget betul. Di jaketnya ada lambang sesuatu gitu tapi gw gak tau nama lambangnya apaan," perjelas Fhadli.

Zergan mendengar apa yang Fhadli jelaskan di belakangnya. Khanza memicingkan mata, mencoba melihat jaket Geng tersebut sekaligus memastikan lambang dan tulisan apa yang Fhadli maksud.

"AR-SAC." Khanza mengeja setiap huruf lambang jaket tersebut.

"Arsac?" tanya Givano.

"Anjay, Arsac," seru Ezio.

Khanza mengangguk. "Kok gw gak pernah dengar tuh nama Arsac?"

"Arsac Gang mana anjir? Masih newbie?" tanya Fathan.

Khanza tampak berpikir lagi sejenak. "Dari semua data yang gw lacak baru kali ini gw denger nama Arsac tapi...."

"Tapi apa?" tanya Givano penasaran.

"Tapi gw yakin kalo mereka bukan Geng biasa, Van. Pasti ada orang misterius di balik semua ini."

Regha ikut setuju yang di ucapkan oleh Khanza. "Iya juga ya, coba lo pada pikir lagi, mana ada Geng lain tiba-tiba dateng ada niat ngebantu kita, kan aneh. Sedangkan semua orang tau kalo kita itu Zarcalion."

Givano tampak berpikir sejenak, apa yang di katakan Regha itu ada benarnya juga.

"Tapi ada bagusnya juga sih kalo kepepet kayak gini, gerbang hampir ambruk, kalo di lanjut ganti rugi mahal," celetuk Ezio.

"Ya yang ganti rugi mereka lah, bukan sekolah," ujar Fathan.

"Iya juga ya," bales Ezio.

Zergan memperhatikan satu per satu di antara Geng Arsac. Tangan Zergan memberi kode supaya Zarcalion berhenti menyerang. Kemudian empat orang Arsac tersebut turun dari motor dan melepaskan helm masing-masing.

Ezio membelalakkan mata saat melihat seorang gadis turun dari motor. "Anjrot ada ceweknya, Fhadl!" celetuk Ezio seraya menggoyangkan lengan Fhadli.

"Cantik anjir! Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?" sahut Fhadli.

"Dasar buaya darat!" sahut Fathan.

ARSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang