Sebentar lagi jam istirahat akan berakhir. Katsuki segera menuju kamar mandi untuk menggosok gigi.
"Meski ini sulit, tapi kita harus bisa menyembunyikan fakta kalau kita terbiasa merokok di lingkungan sekolah. Salah satu caranya adalah dengan menggosok gigi kita sebelum pelajaran dimulai!"
Itu yang Katsuki katakan satu hari yang lalu kepada Hanta Sero, Denki Kaminari, dan Eijiro Kirishima.
Baru saja hendak memasuki pintu salah satu bilik toilet, Shouto Todoroki menghadangnya bersama ekspresi datar seperti biasa.
"Minggir kau." Titah Katsuki tidak bisa santai.
Sejenak Shoto tak menjawab. Hanya menatap tajam Katsuki sebelum berujar, "pasal 8 ayat 1, membawa rokok ke sekolah, besar point 15. Diperingatkan, barang disita, diberi sanksi, dan pemanggilan orang tua."
"Hah? Mengoceh apa kau? Kubilang minggir, bangs*t. Kau punya telinga, kan??!"
Katsuki maju selangkah namun Shouto justru mendorong bahunya.
"Pasal 8 ayat 2. Merokok di lingkungan sekolah. Besar point 15. Diperingatkan dan diberi sanksi."
Mendengar kalimat terpanjang Shouto sejak pertama kali bertemu, Katsuki menarik satu sudut bibirnya, tersenyum licik.
"Dengar, aku tidak berniat cari masalah dengan tukang adu sepertimu, maka enyahlah dari hadapanku sebelum tanganku gatal untuk menghajarmu."
"Bakugou Katsuki, serahkan rokokmu."
Katsuki tertawa mengejek, "Percaya diri sekali setengah-setengah ini. Bukti apa yang kau punya?"
"Bau mulutmu. Menjijikan."
Katsuki menepuk bahu kanan Shoto, berbisik di telinganya, " karena itu pergilah dari hadapanku. Biarkan aku membersihkan mulutku. Dan, jika kau ingin kehidupan sekokahmu berjalan damai, tutup mulutmu dan jaga rahasia in—
SREET—
BRAK!
Diluar dugaan. Semua terjadi begitu cepat ketika Shouto menarik kain seragam Katsuki, mendorongnya masuk, menabrakkannya ke dinding di atas toilet lantas menarik kerah seragam Katsuki dengan satu tangan.
"Bakugou Katsuki, ini peringatan terakhir dariku."
"Jika aku menolak?" Tanya Katsuki.
"Terima konsekuensinya."
"Maaf. Tidak butuh," dalam hitungan detik Katsuki mengayunkan tinjuannya bermaksud mengenai Shoto. Sayangnya Shoto sigap menangkap kepalan tangannya, membalik Katsuki dan memelintir pergelangan tangan Katsuki hingga Katsuki menggeram kesakitan. Satu tangan ia gunakan untuk mencekik leher Katsuki dengan lengannya.
"Akh, lepaskan aku! Ada apa denganmu?! Kalau ingin aku dihukum, laporkan saja aku ke kepala sekolah! Kalau kau mau panggil saja orang tuaku kesini!!"
Marah Katsuki. Shoto makin beringas memelintir pergelangan tangan Katsuki.
"Maumu apa, sih?? Menyebalkan! Setengah-setengah sialan!!"
"Kalahkan aku."
Dan di sini, Shouto menantang Katsuki.
"Hah?? Peduli setan dengan ocehanmu. Kita bahkan tidak saling kenal, oke?! Jadi lepaskan aku!!"
"Bakugou Katsuki," tekan Shouto. Ia menekan punggung Katsuki hingga pemuda pirang menjatuhkan satu lututnya ke atas toilet yang tertutup.
"Bukan dengan skill bertarung yang amatiran seperti ini." Ujarnya di telinga Katsuki yang memerah karena marah.
"Woi, kau dengar aku tidak, sih?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Screen
FanfictionKatsuki Bakugou tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia benci menjelma menjadi orang yang paling ia sayangi. Perjuangannya menyatakan cinta terhenti karena rasa gengsi setinggi gunung dan tidak pekanya objek yang ia cintai. akankah Katsuki b...