Chapter 18. Explosion on a Summer Morning

300 24 4
                                    

Dering ponsel Katsuki berteriak memekakkan telinga.

Sang pemilik benda pipih tersebut tergiur mengangkatnya namun urung lantaran beban kantuk menggoda mata tetap terpejam.

Sesaat panggilan berakhir namun dalam hitungan detik kembali berdering untuk kesekian kalinya.

"Bakugou, ponselmu," wanita tanpa busana di atasnya merengek, suaranya serak dan berat berkat semalaman mengerang dan menjerit. "Cepat matikan."

Mengerang sambil terpaksa mengangkat tangan meraba-raba nakas mencari asal suara, Katsuki mendekatkan ponsel ke wajah dan seketika tersentak ketika matanya menangkap nama "Setengah-setengah Bajingan".

Ada lima panggilan tak terjawab dan pesan [aku di depan apartemenmu].

"Brengsek!"

Kepala Nejire Hadou jatuh dari dada Katsuki ketika pria pirang melempar ponsel seraya bangkit dari kasur kemudian berlari menuju ruang tamu. Tidak terganggu dengan penampilan bangun tidur bahkan dadanya yang telanjang. Bokser saja sudah cukup. Setidaknya kemaluannya tertutupi.

"Apa yang kau lakukan di sini!?" bentak Katsuki. Pintu terbanting terbuka hingga gagangnya membentur tembok. "Sial, ini bahkan hari libur."

Untuk kelima kalinya dalam beberapa bulan terakhir, Todoroki muncul di depan apartemen Katsuki bersama tote bag berwarna biru muda cap kaki kucing. Tas itu menggantung nyaman di bahu lebar Todoroki. Katsuki ingin menenggerkan tangannya di sana dan mencicipi kelembutan kulit put--SIAL!

Kepala Katsuki pasti kacau gara-gara alkohol semalam. Dia memilih memijat kening dan menatap tajam pemuda jangkung di depannya. "Pergi dari sini, Halfie."

"Oh," mata cantik Todoroki berkedip pelan dan bodoh. Menyapu Katsuki dari atas ke bawah, kemudian kembali ke wajahnya. Entah karena bangun tidur atau karena efek alkohol dan seks semalam, Katsuki merasakan tatapan Todoroki berlama-lama di selangkangan dan dadanya. "Untuk belajar?"

"Persetan." Katsuki mendecih. Bergerak menutup pintu hanya untuk dicegah oleh jemari Todoroki yang menahannya. Matanya menyipit, memperingatkan. "Halfie, jauhkan tanganmu dari propertiku."

Tangan Todoroki mengerat, berjuang mendorong pintu. "Aku mendengarmu bertanya untuk apa aku ke sini."

"Peduli setan! Pergi dari sini sebelum aku memanggil petugas keamanan."

Todoroki menaikkan suaranya. "Tapi kamu sudah berjanji untuk mengerjakan tugas liburan musim panas bersamaku."

"Hal terakhir yang ingin aku lakukan dalam hidupku adalah menghabiskan liburan musim panas yang berharga bersama bajingan permen tongkat--"

"Biarkan aku masuk--"

"Mustahil! Enyahlah dari sini--"

"Tidak mau!" desis Todoroki, tidak terganggu dengan jemarinya yang dicungkil sedemikian rupa dari papan pintu yang malang.

"Jangan ganggu pagiku!"

"Sekarang jam sepulu--Akh." Todoroki tersentak ketika Katsuki menjilat buku-buku jarinya--oh, rasanya seperti lotion aroma stroberi.

Giliran Katsuki yang terperangah, Todoroki memanfaatkan kesempatan dengan mendorong pintu sekuat tenaga, mengakibatkan pintu terbanting membentur hidung dan dahi Katsuki, yang pasti akan meninggalkan bekas.

Black ScreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang