Black Screen

Chapter 16. Liking Shouto Todoroki

Katsuki Bakugou menyukai Shouto Todoroki. Itu fakta bukan fiktif belaka. Terlalu banyak bukti sehingga tidak bisa disangkal. Seperti debaran aneh di dada tiap kali memikirkan apalagi bersua, rasa protektif menjijikan terhadap icyhot, dan sikap posesif dari orang-orang yang mendekati halfy. Baik kaum adam maupun hawa, Katsuki paling benci jika ada yang berdekatan terlebih bersentuhan dengan Setengah-setengah.

Milikku

Belajar bersama malam itu menjadi kegiatan candu beraroma stroberi dari sampo dan lotion Halfy. Menerobos indra penciuman dan bersarang di otak. Siap diputar kapanpun acap kali Katsuki mengingat Halfy-yang sialnya, hampir setiap saat.

Anehnya, tidak hanya semakin dekat dengan Halfy, seolah semuanya sudah diatur, Katsuki mau tidak mau mulai akrab dengan anggota keluarga Todoroki yang lain. Tak jarang bermain musik dengan Natsuo-meskipun pria berambut putih itu telah keluar dari band. Halfy akan mendengarkan sambil membelai Soba.

Saling menukar resep masakan Fuyumi sudah jadi kebiasaan. Bahkan bekerja sama membuat resep baru. Halfy akan jadi orang pertama yang mencicipi. Walau nadanya monoton, tetapi setiap pujian singkat yang keluar dari bibir merah muda Halfy selalu berhasil membesarkan hati Katsuki. Membuatnya membusungkan dada merasa bangga.

Mendengarkan cerita Rei tentang masa kecil Halfy menjadi salah satu favorit Katsuki. Halfy yang maniak kucing. Halfy yang kecanduan stroberi dan manisan. Halfy yang mencintai manga shoujo. Halfy yang menangis dan menempel setengah mati di kaki Rei karena menolak masuk di hari pertamanya di taman kanak-kanak. Halfy yang manjanya selangit-Rei meminta Katsuki merahasiakan ini. Wanita bersurai seputih salju membocorkan rahasia Halfy yang mati-matian bersikap keren dan pendiam karena mengira Katsuki lebih menyukai teman yang tidak banyak mengoceh. Mengingat ekspresi kelewat cemberut dan mengintimidasi selalu menempel di wajah Katsuki di depan teman-temannya yang jahil dan berisik, namun siap melembut di depan Kyouka Jirou yang notabennya tenang dan kalem.

Halfy tidak sadar kalau Kyouka adalah mantan pacar Katsuki, putus secara sepihak.

Bertengkar dengan si sulung Touya menjadi salah satu hal paling menjengkelkan. Meski begitu Touya gemar berbagi ilmu bisnis seolah tahu kalau Katsuki suatu saat nanti, mau tidak mau akan menggantikan posisi ayahnya.

Dengan Enji ... jangan ditanya. Kepala keluarga berambut merah adalah pria yang paling Katsuki benci dari tiga pria Todoroki lainnya. Orang tua itu suka sekali berteriak 'SHOUTO!!' Dengan penuh semangat. Teriakannya mengalahkan teriakan ibunya yang meneriakan Katsuki 'Anak dakjal'. Rutinitas makan malam di rumah Todoroki berawal dari paksaan Enji. Biang keladi Katsuki menjadi guru les Shouto-lebih tepatnya belajar bersama- adalah Enji. Orang yang membujuk Katsuki menghabiskan akhir pekan dan hari libur lainnya bersama Halfy adalah Enji.

Musim semi pergi berganti panas yang menghangatkan kulit. Berangkat dan pulang sekolah bersama Shouto bukan lagi aib yang perlu Katsuki sembunyikan.

"Bakugou, tangan." Katsuki melirik tangan kanan Halfy yang terulur. Mengerti maksudnya, Katsuki meraih tangan Halfy, membiarkannya berjalan bersisian. Tak ada lagi gonggongan 'berjalan di belakangku, brengsek!'

Sebaliknya, Katsuki tersenyum miring dan bertanya, "kenapa aku harus menggandeng tangan jelekmu, ya?"

"Karena kamu tidak mau menarik tali pengikatku." Jawab Shouto cepat.

Katsuki mengeluarkan suara tercekik, meremas jemari ramping di sela-sel jemarinya dan mendecakkan lidah, "Aku bukan orang gila yang menuruti maniak kucing sepertimu."

Meski kasar dan pemarah, Katsuki masih berperikemanusiaan dan mempunyai rasa malu. Tentu saja akan terlihat amoral berjalan menarik tali yang terhubung dengan kalung yang melingkari leher jenjang Halfy. Kalung itu sendiri kelewat mencolok. Bukan tanpa usaha, Katsuki berulang kali memaksa Halfy melepas kalung kucing sialan, tak segan-segan dengan ancaman pembunuhan, tapi si wajah cantik berotak kosong membalas dengan, "aku mengira Bakugou Katsuki bukanlah seorang pecundang tukang ingkar janji."