Chapter 09. Let me sleep ...

377 36 5
                                    

Pukul satu lewat lima belas dini hari. Katsuki sedang senam jantung di atas sofa ruang tamu Kyouka Jirou.

"Kau bisa tidur di sofa. Aku akan tidur di kamarku. Jangan khawatir, anggap saja rumah sendiri."

Itu yang dikatakan Kyouka. Nadanya santai, namun terbilang mendebarkan bagi pemuda blonde.

Sejauh yang Katsuki ingat, dia tidak pernah bisa tidur mengenakan kemeja. Selalu kaos lengan pendek atau bahkan telanjang dada. Tidak bisa.

"Tapi ini rumah Kyouka!"

Menghilangkan segala pemikiran negatif, Katsuki melepas seluruh kancing kemejanya. Membebaskan tubuhnya agar bertelanjang dada.

"Ah, ini lebih baik."

Kemeja seragam putih dilipat. Diletakkan di atas meja. Perlahan, Katsuki membaringkan tubuh di atas sofa yang sebenarnya tidak muat untuk menampung tubuh panjangnya. Tapi mau bagaimana lagi???

Mencari posisi paling nyaman, Katsuki mulai memejamkan mata, tertidur. Besok, dia akan bangun pagi-pagi sekali. Pergi ke stasiun dan pulang ke apartemen.

"Bakugou ... Bakugou!"

Samar, Katsuki mendengar suara Kyouka Jirou memanggil-manggil namanya.

"Ah, ini pasti mimpi~"

Katsuki menggumam tak merespon gadis yang kini menepuk-nepuk pipinya.

"Bakugou Katsuki!!" Kali ini dibarengi cubitan keras di pipi.

"BERISIK! KENAPA HARI INI AKU SELALU MENDAPAT GANGGUAN KETIKA TIDUR NYENYAK?! BANGS*T-"

"Sssttt."

Kyouka Jirou menempelkan telunjuk ke bibir, menyuruh Katsuki diam.

"Ada yang menekan-nekan bel."

Katsuki terdiam. Bukan karena Kyouka yang menyuruhnya diam, tetapi karena menyaksikan tubuh ramping dan kulit mulus Kyouka yang hanya tertutupi oleh tanktop sebatas pusar dan hotpants sebatas paha. Tanpa sadar, tonjolan di batang leher Katsuki naik turun karena menelan saliva susah payah.

"Ini jam dua!" Kyouka memekik tertahan. "Tidak mungkin ada orang bertamu malam-malam begini."

Katsuki mengangguk, mengerti. "Aku akan mengeceknya."

Dua pemuda mengendap-endap menuju pintu keluar.

"Jirou, kau yang buka pintunya, aku bersiap-siap meninju tukang teror ini. Mengerti?"

Kyouka mengangguk mantap. Jemari lentik memutar kenop pintu. Pintu terbuka. Tangan Katsuki segera terayun.

"RASAKAN INI, MATI KAUUUUUUU-eh ... Todoroki?"

Melihat ekspresi Katsuki yang terkesima sampai mulutnya menganga, Kyouka membuka pintu lebar-lebar.

Pemandangan Shouto Todoroki yang berdiri dengan ekspresi datar seperti biasa memunculkan tanda tanya dari pihak Kyouka dan Katsuki.

"Siapa??"

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!!"

Katsuki langsung menarik sweater hitam Shouto di bagian leher.

Shouto bergeming. Menatap Katsuki dan Kyouka bergantian.

"Laki-laki dan perempuan di satu tempat malam-malam begini. Sama-sama berpakaian minim. Dan yang terpenting ..."

Mata Shouto memicing, melirik gundukan di balik retsleting celana Katsuki.

"... si laki-laki sedang ereks-"

Katsuki segera menyumpal mulut Shouto dengan telapak tangannya. Asap imajiner di kepalanya mengepul hendak meledak.

Satu kepalan tangan bersiap meninju Shouto.

Black ScreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang