Katsuki fokus di kamarnya. Buku-buku memenuhi meja belajar. Dia sepenuhnya bekerja keras demi bisa mengalahkan Shouto dalam ujian besok.
Kalau Katsuki menang, dia ingin Shouto menjadi budaknya sampai lulus. Tapi kalau sampai Shouto menang, bisa gawat!
Notifikasi dilayar handphone muncul. Katsuki enggan membalas, namun begitu mengetahui pengirim pesan adalah Shouto, dia jadi penasaran.
Kau tidak lupa besok ujian kan
Fuck
Kau pikir aku pikun!Pesan Katsuki hanya dibaca. Kesal, Katsuki melempar asal ponsel ke atas ranjang. Sialnya, ponsel jatuh ke lantai. Tak menyadarinya, Katsuki memilih kembali fokus belajar.
"Kenapa aku harus mengharapkan pesan balik sialan itu? Cuih! Siapa juga yang berharap disemangati?!!!"
Dia terus menggerutu tak menyadari ada pesan masuk berasal dari kontak yang dia simpan dengan nama, 'half half bastard'.
Semangat buat besok
Jangan begadang
Tenang saja
Aku tidak akan memberi hukuman yang merugikanmu kalau kau kalahDi sisi lain, Shouto Todoroki tersenyum memandangi layar ponsel menunggu jawaban Katsuki yang kasar seperti biasanya. Tak menyadari ada sesosok Touya Todoroki mengintip dari balik punggung Shouto.
"Wah, wah, adikku senyum-senyum sendiri!"
Terkejut, Shouto reflek mematikan ponsel dan meletakkannya di atas meja.
"Jangan ganggu. Aku mau belajar." Desisnya tajam.
Touya mengerucutkan bibir, "belajar atau mengobrol lewat chat??"
Shouto memutar kursi menghadap kakak sulungnya. "Dengar, kami cuma saling menyemangati untuk ujian besok. Makanya, pergi sana!"
"Kau boleh belajar sampai bosan, tapi jangan sampai begadang ya? Dan jangan lupa, sesekali keluar dan bermainlah dengan teman-temanmu." Tuturnya lembut seraya mengacak rambut dua warna Shouto.
"Kubilang pergi!" Tanpa rasa belas kasihan Shouto menendang perut Touya. Yang ditendang pun meringis kesakitan. Lantas, sambil berlalu pergi, lelaki 25 tahun itu terkekeh.
"Iya, iya, aku pergi nih. Kalau tidak bisa tidur datanglah ke kamarku. Aku akan menceritakan dongeng kesukaanmu!" Godanya menongolkan kepalanya di pintu.
Shouto yang telah fokus di depan meja belajar memutar bola mata malas.
"Tidak butuh!"
Itu sudah lama sekali. Dia pikir aku masih anak-anak??
Suara Touya tak lagi terdengar. Tandanya lelaki raven telah pergi. Akhirnya, Shouto bisa belajar dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Screen
FanfictionKatsuki Bakugou tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia benci menjelma menjadi orang yang paling ia sayangi. Perjuangannya menyatakan cinta terhenti karena rasa gengsi setinggi gunung dan tidak pekanya objek yang ia cintai. akankah Katsuki b...