Chapter 10. Am I In Love??

423 41 4
                                    

"Bakubro, malam ini sibuk tidak??" tanya Eijiro bersemangat seraya merangkul bahu Katsuki yang tengah memasukkan alat tulis ke dalam tas.

Katsuki segera melepaskan rangkulan Eijiro, "Apa pedulimu?!"

"Ayo rayakan kebebasan kita setelah ujian!"

"Tidak mau!!" Elak Katsuki.

Eijiro menyeringai, "Mina, Sero, Pikachu, malam ini kita nongkrong di tempat Bakugou!!"

Orang-orang yang merasa dipanggil pun menyahut berbarengan, "Ashiap ...!"

"Brengsek. Berani-beraninya kau!"

"Bakubro bilang setuju, hahaha!" godanya lagi. Tangan Katsuki telah terbuka lebar bersiap menerkam Eijiro.

Pemuda merah segera berlari menjauhi Katsuki. Berakhirlah dua remaja puber itu kejar-mengejar di antara bangku-bangku siswa yang bersiap melangkah pulang ke rumah masing-masing.

"Deku!" Ochako memanggil Izuku. Yang dipanggil menoleh ke arah gadis imut yang berada di sisi kirinya.

"Pasti ingin mengajak ketemuan ya?" Tebak Izuku. Ochako mengangguk mantap.

"Iya, aku ingin refresh sebentar. Ah, jadi tidak sabar!"

"Ayo kita pergi ke tempat karaoke. Aku ingin menyanyikan lagu kesukaanku!" ajak Iida Tenya dengan gaya robotnya yang khas.

"Hehe, kau bersemangat sekali, Iida," puji Ochako, geli sendiri melihat tingkah sahabatnya sejak kelas sepuluh.

Di depan Ochako, seorang Shouto Todoroki tengah berpikir keras antara menoleh ke belakang dan berkata, "aku ingin bergabung dengan kalian, boleh kan??" Sambil tersenyum manis. Atau, dia segera pulang ke rumah dan bermain dengan kucing-kucing peliharaan kesayangannya yang sudah dianggap seperti adik sendiri.

Tapi ...

"Yah, terserah saja. Makanya cari teman yang banyak. Jangan jutek-jutek dan jangan dingin. Kalau ditanya merespon!"

Shouto jadi teringat akan omelan Katsuki empat hari yang lalu. Ragu, Shouto menoleh ke belakang, memandang Izuku. Berharap pemuda hijau akan menyadari isyaratnya: ajak aku bersama kalian.

Sayangnya, Izuku hanya balas menatapnya sekilas kemudian beralih memandang ke arah lain.

Menghela napas pendek, Shouto menyerah. Memilih memasukkan barang-barangnya ke dalam tas sekolah. Lantas berjalan tenang keluar kelas.

Hal seperti ini bukan perkara mudah untukku.

Ya, salah Shouto sendiri. Sejak kelas satu SD dia selalu menyendiri dan menjaga jarak dengan orang lain. Bila ada yang mengajaknya berteman, dia akan menyahut dingin, "Aku tidak butuh seorang teman. Merepotkan."

***

"Brengsek. Siapa yang menghabiskan persediaan susu kotakku??!!"

Katsuki menatap horor kulkas di depannya.

Katsuki kembali ke ruang tengah. Meneriakkan kalimat yang sama seperti sebelumnya. Naasnya, makhluk-makhluk yang kini asik bermain play station hanya menyeringai singkat sambil mengendikkan bahu, tak peduli.

Rasanya Katsuki ingin menonjok televisi 100 inch itu sampai remuk. Sayangnya dia masih tahu diri, ibunya yang membelikan dengan uang ayahnya. Yang ada dia dijewer habis-habisan kalau sampai pemberian ibunda tercinta rusak.

"Bakugou, kemarilah." Ajak Ashido. "Cepat kalahkan Kaminari! Dia semakin menjadi-jadi!!"

Katsuki terpaksa mengusir Hanta Sero, menyuruh lelaki raven untuk turun dari sofa.

Black ScreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang