Part 10

10.1K 748 18
                                    

Greesel mengendus nafasnya kasar merasa emosi. Tapi ia tak punya pilihan lain selain melakukannya. Daripada teman-temannya harus mengetahui semuanya, lebih baik ia langsung saja melajukan mobilnya walau dengan perasaan kesal.

* * * *

Mobil Greesel terhentikan di salah satu area parkiran sekolah yang terbilang cukup luas. Masih sama dengan yang sebelumnya, rasa kesal itu seakan tidak meredam sedikitpun. Wajahnya tak memasang ekspresi lain selain jutek. Jika saja seorang anak Indigo menemuinya, pasti mereka akan melihat ada dua tanduk yang tertancap dikepala Greesel.

"Udah sampe, turun!" ketusnya begitu lancar seraya sibuk membuka Seatbelt nya.

Baru saja ia memegang Handle pintu mobil untuk segera keluar, namun Cynthia dengan cepat berhasil menahan tangannya agar tetap berada disana. Entah apa yang diinginkan Cynthia setelah ini. Yang jelas, Greesel benar-benar sudah lelah jika harus terus melanggatinya.

"Apa lagi siihh" katanya memelas. Tampak dari nada bicaranya jika ia tak ingin berdebat lagi. Muak lebih tepatnya. Dengan gadis gila yang selalu saja berada didekatnya.

"Tunggu dulu deh, aku masih pengen berdua sama kamu disini" kata Cynthia sambil membenarkan posisi duduknya kini menghadap Greesel. Mungkin agar lebih leluasa menatap gadis pujaannya itu.

"Mck.. Gausah lebay deh masih pagi!" ujarnya lagi-lagi ingin beranjak keluar dari mobil.

"Iihh tunggu duluu.. Lagian bel masuk juga masih lama"

Greesel menghela nafas sembari menutup mulutnya rapat-rapat, seolah sedang menahan makian kasar yang akan keluar dari mulutnya. Ingin rasanya ia menghilang dari hadapan gadis itu sekarang juga. Tapi berjalan pun rasanya sudah tak kuat lagi karna emosi yang membuat energinya habis.

"Bukannya lo tadi yang buru-buruin gue biar cepet sampe sekolah?"

"Yaa itu kan tadi" jawabnya begitu enteng serta terlihat sedang bercermin di spion dalam mobil sambil merapikan rambutnya. Sudah terjawab, gadis itu pasti diciptakan hanya untuk membuatnya kesal sepanjang hari.

Cynthia menyandarkan kepalanya yang terasa lelah dikursi mobil. Memandangi wajah Greesel yang menurutnya menjadi sumber energi. Tanpa sadar ia tersenyum setelah menatapnya dengan penuh arti.

"Aku boleh gak sihh cium kamu sekaliii.. aja" ucapnya terlontar begitu saja dari mulutnya.

"Diih NGGAK!!" ketusnya otomatis membuatnya menoleh kearah Cynthia dengan cepat. Sempat-sempatnya gadis itu berpikiran mesum disaat sudah berada diarea sekolah seperti ini.

"Kok gak boleh sihh" ucapnya sembari memasang wajah cemberutnya.

"Gak seharusnya lo bersikap kaya gini ke gueeee.. Plis dooonggg.. Gue capek tau gak!" katanya sambil mengusap kasar wajahnya yang sudah melesu lelah. Penekanan pun sudah tidak ada artinya lagi jika berhadapan dengan gadis keras kepala yang satu ini.

Cup..

Secara tiba-tiba Cynthia menarik tengkuk belakang Greesel hingga bibirnya berhasil menempel sempurna di sarana lembut miliknya itu. Dalam beberapa detik keduanya terdiam tanpa memberikan respon. Cynthia melepaskan kecupannya dibibir Greesel hingga membuatnya berdiam tak berdaya saat ini.

Gaboleh, Ini Punyaku!! (GreCyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang