Part 27

5.2K 518 94
                                    

Sementara dari sudut Perpustakaan. Sepasang mata yang sejak tadi melihat aksi drama pertikaian antara tiga orang disana, mampu membuat dirinya tersenyum bangga. Bangga karna sudah melakukan semua yang dia mau. Ini tujuannya dari awal. Melukai Greesel tanpa harus mengotori tangannya sendiri.

* * * *

Ruang bernuansa putih dengan beberapa perlengkapan medis didalamnya, mampu membuat kedua orang disana larut dalam pemikirannya masing-masing. Greesel dan Indira, yang saat ini sedang berada diruang UKS. Hening. Hanya ada suara percikan air dari kain kompresan yang diperas. Sesekali Indira mengusap air matanya yang sejak tadi enggan berhenti. Rasa bersalah dengan rasa kecewa kini sudah menyatu. Bingung harus memperbaikinya mulai darimana. Sementara hatinya sakit mengingat Amanda membuang dirinya begitu saja dipangkuan Greesel. Seakan dirinya ini adalah barang. Barang yang sudah tidak diperlukan.

--AMBIL!! GUE GAK BUTUH MANUSIA MUNAFIK KAYA KALIAN!!--

Indira menghela nafas. Mengusap air matanya sekali lagi. Kemudian membawa kompresan itu untuk segera memberi pertolongan pada luka memar Greesel sebab ulah Amanda.

Tap..

"Biar gue sendiri. Takut nanti Amanda liat terus dia makin marah sama kita" kata Greesel. Indira hanya mengangguk untuk mengiyakan. Saat ini ia tengah duduk di ranjang UKS sambil mendiamkan kain kompresannya menempel disudut bibir. Meski sesekali meringis sebab terasa nyeri.

Dilihatnya Indira yang kini ikut terduduk disampingnya. Melamun menatap kosong dengan matanya yang sembab. Terdiam. Merasa bersalah karna sudah melibatkan hubungan mereka menjadi kacau.

"Maafin gue ya, Ra.. Gara-gara gue hubungan kalian jadi renggang gini" kata Greesel. Ia berucap menunduk sembari menatapi kain kompresan dengan meruntuki kebodohannya dalam hati. Sementara Indira memberikan senyum mirisnya sambil menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Bukan salah lo kok. Ini cuman salah paham. Kalo pun ada yang harus disalahkan.. Itu Amanda. Karna dia gak tau apa-apa soal kita. Dan dia gak punya hak untuk ambil kesimpulan sendiri soal ini" Indira menghela nafas untuk melanjutkan.

"Yang terpenting sekarang, pikirin gimana caranya biar persahabatan kalian itu gak rusak" Indira menoleh. Menatap Greesel yang kini matanya sudah mulai berkaca-kaca. Tak disangka dengan kata-kata Indira yang lebih mementingkan pertemanan orang lain ketimbang hubungannya sendiri.

Dengan tulus Indira menyunggingkan senyumnya.

"Cari pacar itu lebih gampang daripada cari sahabat yang udah bisa memahami kita satu sama lain. Bahkan persahabatan kalian udah cukup lama kan? Dan itu lebih lama dari hubungan gue sama Amanda. Jadi.. Semangat ya. Gue yakin semuanya bakal baik-baik aja" kata Indira. Ia berusaha membuat agar suasana hati mereka terasa jauh lebih tenang. Meski sesekali perkataan Amanda terus menghinggapi pikirannya.

--DASAR PENGKHIANAT!!!--

* * * *

Nama baik Greesel melonjak turun setelah adanya isu mengenai dirinya yang dituding sebagai, PHO=Perusak Hubungan Orang, oleh sahabatnya sendiri. Gosip yang terus beredar dari mulut ke mulut itu semakin memanas hingga diketahui seluruh awak sekolah tanpa terkecuali. Kian menyebar dengan adanya perkataan yang dilebih-lebihkan untuk membuat perbincangan mereka semakin terasa heboh. Entah siapa yang memulai. Yang jelas, ia ingin menjatuhkan harga diri Greesel sejatuh-jatuhnya.

"Bisa jadi itu Jeane" Lyn berujar. Sontak teman-temannya yang ikut berkerumun disatu meja disana, langsung menatapnya sambil berpikir. Menerka-nerka jika perkataan Lyn benar atau tidak.

Gaboleh, Ini Punyaku!! (GreCyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang