𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐜𝐞𝐧𝐞𝐬, 𝐏𝐚𝐫𝐭-𝟐𝟕

5.6K 413 69
                                    

Disclaimer dulu!!
Ini bukan kelanjutan cerita, melainkan cerita part 27 yang berbeda alur. Kok bisa?
Iya, karna Author rasa alur yang secuil ini kurang Dep rasanya, dan karna itu Author rubah. Tapi sayang juga kalo gak diupdate, soalnya udah cape-cape buat. Kan lumayan buat mengisi kekosongan hidup kalian. Canda shengg:)

Biar kalian bisa paham juga gimana semembingungkannya bikin detail konflik dalam cerita ☺☺ (asal kalian tau😑). Canda lagi shengg, jangan ngambek!

Dulu Author lumayan sering up karna jalan ceritanya datar dan gitu-gitu aja. Tapi sekarang lumayan memberanikan diri untuk bikin konflik biar cerita ini terlihat ajwhqztpvmcgk setelah dibaca wkwk.

Kelamaan up gara-gara mikirin ini-itu. Tapi punya readers yang gak sabaran, hadeeehh..
Gapapa deh kalian tetep seng-seng ku kok😪😪👀

Dan bisa jadi gara-gara ini juga Author baru bisa up 1 bulan kemudian, hehe..
Maklumin yakk:)

Langsung aja dehh
.
.

__________________________________

Semilir angin menerpa lembut permukaan kulit seorang gadis yang membawanya dalam kedamaian.

Hening..

Tenang..

Disinilah dia sekarang. Amanda Vitaloca, yang berdiri diatas Rooftop sekolah berserta rasa sakit yang setia mendampinginya. Menutup matanya dengan sesekali hembusan nafas. Berharap bisa menghalau seluruh rasa kecewanya yang kian menumpuk. Bahkan hati dan pikirannya masih saja terus berkelut tiada henti. Tak tahu yang dilakukannya benar atau salah. Sementara mengingatnya saja sudah membuat hatinya seperti ditusuk pisau tajam.

Kepalanya semakin terasa berdenyut seiring kejadian itu terus diingat-ingatnya hingga sekarang ini. Tubuhnya lemas. Tangannya bertumpu pada pembatas Rooftop untuk menopang tubuhnya yang tak bertenaga. Menunduk untuk menyembunyikan air matanya dari langit yang tertutup awan gelap. Tempat dimana kakinya berpijak sudah tampak basah sebab beberapa tetes air mata yang jatuh mengguyur di bawahnya.

"AARRGHHH!! LO JAHAT SEL!!.. Hiks.." tangisnya mendadak pecah setelah tak mampu menahan rasa sakit beserta emosinya yang kian bergejolak. Tangannya mencengkram kuat pembatas dinding Rooftop, nafasnya tiba-tiba memburu, tanpa sadar kalau seorang gadis tengah memperhatikannya sejak tadi.

"Greesel gak jahat. Yang jahat itu kamu karna udah nuduh dia sembarangan" ujarnya.

Merasa suara itu tak asing baginya, ia sedikit meredam. Matanya tiba-tiba menyorot tajam jauh kearah depan. Menggertakkan giginya sebagai tanda ingin memaki. Tapi ia berbalik untuk memberanikan diri menatap gadis didepannya.

"Ngapain lo kesini?" ucapnya bernada ketus. Sementara Indira hanya melangkahkan kakinya untuk berjalan lebih dekat kearah Amanda. Menatapnya sendu dengan tautan mata yang saling bertemu. Sejenak menatap lekat netra hitam itu untuk mencari dimana jati diri Amanda yang sebenarnya.

"Mau cari Amanda yang sayang sama aku dan temen-temennya. Dimana dia sekarang?" kata Indira terdengar miris. Seakan-akan ia tak mengenal lagi seorang Amanda yang ada dihadapannya. Pertanyaan itu benar-benar terasa menusuk dihati Amanda. Membuatnya tidak mampu lagi untuk menatap Indira lebih lama.

"Gak perlu lo cari dia" ucap Amanda datar. Kemudian kakinya melangkah untuk jauh dari Indira. Meninggalkan kekasihnya sendirian disana. Sementara langkahnya terhenti setelah mendapati seseorang menaiki tangga untuk menuju Rooftop.

"Callie.."

BUGH..

Langsung ia tersungkur setelah pukulan itu tiba-tiba dilayangkan. Dengan penuh amarah Callie menarik kerah seragam Amanda dan didorong paksa sampai menghantam pembatas Rooftop. Bahkan setengah tubuhnya itu tampak terhuyung melewati pembatas.

Gaboleh, Ini Punyaku!! (GreCyn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang