"Lagi sibuk banget ya akhir-akhir ini?"
Shera melontarkan pertanyaan sesaat usai motor ducati milik Nakala keluar dari gerbang kampus. Kali ini, Nakala memutuskan untuk pergi ke kampus dengan motor. Alasannya simpel, cuaca akhir-akhir ini cerah dan Nakala memutuskan ingin menikmati teriknya matahari di sore hari sambil membelah kemacetan.
Lelaki itu menaikkan kaca helmnya, seperti biasa saat ingin menjawab pertanyaan perempuan itu, ia tersenyum tipis. "Kenapa? Lo kangen, ya?" Senyuman jahil mengembang di wajahnya. Perlahan ia lirik Shera dari kaca spion motornya. Perempuan itu membuang muka dan menyembunyikan semburat merah jambu yang ada di pipinya.
"Nggak! Nanya doang."
"Padahal kalau kangen bilang aja."
Ada jeda beberapa menit sebelum akhirnya Shera bergumam, "Kangen."
"HAH? Apa? Nggak dengar gue." Nahasnya, Nakala ternyata mendengar gumaman itu.
Shera menarik napas pelan. "Kangen...."
Nakala mulai tersenyum jahil. "Apa? Kurang kenceng ah, Sher."
Shera buru-buru mencubit bahu kanan Nakala. Lelaki itu lagi-lagi tertawa. "Ayo, cepat! Katakan sekali lagi!" Nada Nakala benar-benar sangat lucu, sama seperti nada Dora di serial Dora The Explorer.
"Ayo, Shera cantik!"
"Hih! Sumpah, lo lama-lama tuh kayak Tirta. Sukanya flirting mulu!"
"Hahaha.... tapi lebih suka flirting dari gue, kan?"
Shera pura-pura berpikir. "Hm... siapa, ya?"
"Aishiteru, Sher," ujarnya spontan. Tiba-tiba begitu saja tanpa angin tanpa hujan, yang jelas membuat Shera langsung mencondongkan kepala ke depan.
"HAH?"
Nakala tertawa. Shera mendekatkan dirinya lagi pada Nakala, "Aish apa? Aish ice cream?"
Senyuman jahil mengembang di wajah Nakala. "Aish.... lo cantik banget."
Shera langsung memutar bola matanya. "Kumat lagi, deh." Walau begitu, Shera tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang terus senyum-senyum karena perkataan Nakala. Dan sepanjang perjalanan, mereka benar-benar mengobrol asyik satu sama lain. Suasana di antara mereka benar-benar mencair. Shera banyak tertawa begitu juga dengan Nakala.
"So, ada cerita apa hari ini?" Nakala menaruh sebuah gitar yang ia ambil dari unitnya. Duduk di balkon tampaknya sudah menjadi kebiasaan bagi mereka berdua.
"Banyak." Shera mengedikkan bahu. "Nanti kalau gue ngomong, kebanyakan lagi–"
"Nggak apa-apa dibilang. I like when you're talking about anything. you look attractive and i like it.
⚠️ SEBAGIAN PART INI TELAH DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN ⚠️
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity Lovein Of Shera [Telah Terbit]
Ficção Adolescente"𝐎𝐛𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮." 𝓢𝓻𝓲 𝓗𝓪𝓻𝓯𝓲𝓪𝓷𝓲 - 𝓘𝓷𝓯𝓲𝓷𝓲𝓽𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮𝓲𝓷 𝓞𝓯 𝓢𝓱𝓮𝓻𝓪 *** "Shera, bersatu atau tidak nya kita, kamu akan tetap menjadi tokoh utama yang tidak pernah...