Bantal yang menutupi wajahnya segera ia singkirkan ketika mendengar notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Reygan dan Raka terus sahut-sahutan di grup, mereka bertaruh jalan kotek jika nomor itu adalah nomor Shera yang sebenarnya. Nakala sudah lesu dan tidak bertenaga, tetapi ketika melihat isi pesan baru yang muncul di layar ponselnya, matanya langsung mengerjap dan energinya tiba-tiba kembali penuh.
Napas Nakala serasa tercekat begitu mendapati pesan itu. Senyumnya kembali bersinar. Jantungnya ikut serta kembali berdebar kencang. Membaca kata 'lucu' dari perempuan yang disukainya membuat ia ingin jungkir balik saat itu juga, dan Nakala benar-benar melakukannya.
"WOAAAH!"
"Kak?"
Nakala langsung terkejut begitu mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu kamarnya dan menatapnya dengan kening berkerut. "Kamu habis ngapain? Kok kelihatan senang banget kayak gitu?"
Nakala terkesiap dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukan, Bun. Eum, ini, ada deh pokoknya." Lelaki itu tampak menjawab kikuk. "Bunda kenapa ke kamar Kala?" Nakala mengalihkan pembicaraan.
"Bunda kira kamu kenapa teriak-teriak sendiri sampai salto gitu."
Nakala mengerjap. Ia bahkan tidak sadar bahwa ibunya sejak tadi sudah membuka pintu dan menyaksikan tingkahnya.
"Bunda cuman mau ngasih tahu aja kalau Bunda udah selesai masak. Ayo ke meja makan habis ini."
Nakala hanya mengiyakan ucapan itu dan begitu ibunya benar-benar hilang dari pandangannya dan pintu kamarnya tertutup, Nakala kembali menyembunyikan kepalanya di balik bantal. Ia berkali-kali lipat sangat malu saat ini.
***
"Gimana nih, kabar semalam yang nggak bisa tidur karena chat-an sama Shera? Reygan yang tiba-tiba datang entah dari mana merangkul Nakala dari belakang. Mendengar kata 'Shera' selalu bisa mengacaukan pikirannya. Oleh karena itu, Nakala memilih pura-pura tidak mendengar.
"Buset, mentang-mentang semalem chat-annya lancar jaya, sampai nggak mau sharing sama gue." Reygan menggeleng-geleng tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity Lovein Of Shera [Telah Terbit]
Fiksi Remaja"𝐎𝐛𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮." 𝓢𝓻𝓲 𝓗𝓪𝓻𝓯𝓲𝓪𝓷𝓲 - 𝓘𝓷𝓯𝓲𝓷𝓲𝓽𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮𝓲𝓷 𝓞𝓯 𝓢𝓱𝓮𝓻𝓪 *** "Shera, bersatu atau tidak nya kita, kamu akan tetap menjadi tokoh utama yang tidak pernah...