Hi!! Yang udah kangen sama Khaizuran, Minda, dan Ayah Ian, mari merapat sini!!!
*******
Jenahara
"Pulang dok?" Setelah memastikan semua barang yang kubawa sudah masuk ke dalam tas, aku mendengar suara sapaan malu-malu dari anak-anak koass yang lagi kebagian stase obgyn. Ada tiga laki-laki dan dua perempuan dengan scrub hijau mudanya. Bisa aku prediksi kalau mereka mau ketemu sama dokter Friska yang dari tadi memang belum muncul.
Aku menganggukkan kepala. "Iya. Anak saya masih di Daycare nih."
"Hati-hati dok." Aku mengacungkan jempol.
"Yo'ih. Kalian juga. Cepet pulang kalau udah waktunya pulang. Kasian Mama kalian dirumah. Yang ngekos juga cepet pulang biar bisa istirahat." Bawelku panjang lebar sambil menyerahkan satu keranjang berukuran sedang berisi buah-buahan ke arah mereka. "Nih nih, habisin nih buah. Bagi rata yang adil."
"Waah, malam-malam dapat rejeki nomplok nih. Terimakasih banyak dokter." Mereka langsung pada berebut tanganku buat salim. Seolah-olah habis dapat lotre ratusan juta rupiah. Padahal aku cuma ngasih buah. Aku hanya tertawa gemas dengan tingkah mereka sambil berpesan hati-hati karena mereka disini sampai besok pagi. Yaa kalimat pesan sewajarnya yang biasa aku ucapin kalau Davin atau Ghaida pamit ke aku.
Udah cukup orang-orang mendengar desas-desus tentang senioritas didunia pendidikan dokter yang ini itu. Aku ga akan bisa merubah anggapan orang. Aku hanya perlu bersikap baik kepada junior karena aku pernah menjadi mereka. And that's enough.
Dan akhirnya, sekarang aku bisa duduk dimobil sembari mengistirahatkan tubuh. Berhubung aku ga mau ambil resiko kalau pulang semalam ini, aku minta Pak Endi buat jemput daripada aku ketiduran pas nyetir, apalagi sambil bonceng Khaizuran. Bahaya. Daritadi aku udah ngerasa bersalah tiap kali ngelihat jam. Kasus pendarahan karena robekan uterus waktu SC selalu jadi momok buat siapapun. Surgery yang tadi aku perkirakan berlangsung selama satu jam dan paling lama dua jam dari mulai pre op sampai pasca, ternyata bisa molor sampai tiga setengah jam karena pendarahan yang ga berhenti-berhenti. Aku masih heran aja kalau ada anak yang ga bisa berbakti pada ibunya, atau suami yang sama sekali ga bisa menyayangi istrinya. Nyatanya, perempuan bisa sehebat itu dalam memperjuangkan bayinya.
Dan sekarang sudah hampir jam sepuluh malam. Itu artinya aku sudah meninggalkan Khaizuran terlalu lama. Bulan ini Gendhis izin cuti karena ada magang dari kampusnya. Mau ga mau aku harus merepotkan guru-guru daycare HomeyBee disaat mereka seharusnya beristirahat dirumah.
Kok bisa mereka mau kerja sampai malam begini? Tentu ga semudah ini jalannya. Sebelumnya aku harus banyak ngerayu Nana dan ngerayu kepala daycare sambil menebalkan muka. Lalu memahamkan Khaizuran yang sudah pasti melakukan penolakan di awal. Mengandalkan Adrian? Oh, tentu saja ga semudah itu saat dia sendiri juga sibuk.
Panjang umur. Aku merasakan handphone-ku bergetar dengan layar yang berkedip menampilkan kontak Adrian.
Abang ❤ :
Nda, it seems hectic in office
Abang pulang agak telat ya
Mau dibawain apa?Jenahara R :
Ga usah. Langsung pulang aja
Aku menutup mata saat merasa lelah. Mencoba untuk tidak terlalu memikirkan banyak hal. Mumpung belum ketemu Khaizuran, aku cuma ingin mengistirahatkan diri sebentar. Meski cuma beberapa menit. Sebentar saja.
Ga lama kemudian, Pak Endi membangunkanku saat mobil sudah berhenti di HomeyBee. Setelah mendapatkan kartu akses masuk, aku langsung berjalan cepat menuju ruang Daycare. Mencari-cari Khaizuran yang sudah ku tinggal selama seharian penuh. Miss Ivana langsung menyambutku dan mempersilahkan aku memasuki ruangan yang berisi jejeran kasur-kasur kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affogato
ChickLit"Indeed we have much taste. Indeed we are not together. If indeed we are destined to be together forever, love would not be where" - Jenahara "Because the coffee is bitter, do not you force it to be sweet, because as much as any sugar you add, it st...