tak terasa lebaran akan tiba, kini para santri kembali pulang ke rumah untuk merayakan bersama keluarganya
"mas, aku ijin buat liat santri yang mau pulang ya" ucapnya sembari mengenakan hijab
"iya hati hati hati, nanti langsung balik udah sepi ini kan hari terakhir kepulangan santri, apalagi udah sore"
"siapp"
aulia menuju rumah naira untuk menjemputnya, ketika hendak menuju rumah naira, aulia menemukan sebuah buku sketsa di bawah pohon
"loh buku siapa ini" ucapnya
ia membawa buku itu lalu menjemput naira, "assalamualaikum nairaa"
naira yang sedang menyiram tanaman pun mematikan kran air nya
"waalaikumsalam, udah siap? bentar ya aku kembaliin kran dulu"
mereka berdua berjalan menuju asrama sembari melihat santri yang sedang menunggu orang tuanya datang menjemput
"masa sampe mah magrib mereka belum dijemput, kasihan apalagi mereka harus berbuka puasa" ucap naira
"iya yah, nanti kalo belum dijemput aku suruh dia buat ke rumah dulu sih"
Allahuakbar Allahuakbar..
"tuh kan, ayo balik udah magrib" ajak naira
"iya"
baru saja mereka berbalik badan, ada seseorang memanggil aulia
"ning aulia"
"iya?" Aulia lantas membalikkan badannya
"maaf, itu buku sketsa milik saya"
"oh, ini punya kamu, kamu suka menggambar ya"
"eh bentar ya aku mau ke kamar mandi, kamu nanti langsung balik gapapa kan?"
Aulia hanya mengacungkan jempol dan kembali berbincang dengan santri itu
"iya Ning, saya suka menggambar"
"nama kamu siapa?"
"saya akbar ning, saya pamit ya takut ada yang melihat nanti dikira salah sangka"
"gausah, gapapa kok. aku dulu juga suka-"
baru saja ia berkata, sudah dipotong dengan suara seseorang
"ekhem.."
dan benar saja, itu gus fahmi yang dibelakangnya
"maaf Gus saya tidak bermaksud apa apa saya cuma mengambil buku sketsa saya, assalamualaikum" ucap santri itu lalu meninggalkan aulia dan gus fahmi
"waalaikumsalam " jawabnya serentak
"ga denger itu? udah adzan, harusnya kamu dirumah, jangan mentang mentang lagi libur puasa kamu main, emang ya anak kecil main terus pikirannya" ledek gus fahmi
"mas kalo mau ngeledek ya ga gitu juga, aku udah gede tau" jawabnya sambil memanyunkan bibirnya
"udah udah, gitu aja ngambek ayo pulang, waktu nya buka puasa ini, mas nungguin kamu dari tadi"
"iya ayo.." balasnya
mereka kembali ke rumah untuk melaksanakan buka puasa, meskipun aulia tidak puasa hahaha
jam menunjukkan pukul sepuluh malam, dan aulia masih belum tertidur karena sibuk menonton TV sambil menunggu suaminya menyelesaikan pekerjaan di laptopnya
"mas" panggilnya
"iya?" jawabnya singkat
"masss" teriak nya semakin kencang
"dalem sayang, kenapa hm?"
"aku ngantuk"
"yaudah ayo tidur" ucapnya sembari menutup laptop miliknya
"tapi, emang nya udah selesai pekerjaan nya?"
"udah sayang, ayo tidurrrr"
mereka berjalan memasuki kamar tiba tiba
"awss" rintih aulia
"kenapaa?!" tanya gus fahmi panik
"perut aku, kaya ditendang tendang"
usia kehamilan aulia sudah sembilan bulan, dan dokter bilang sekitar 2 minggu lagi aulia akan melahirkan, hal ini membuat gus fahmi harus extra hati hati dalam menjaga istrinya dan juga calon anak nya
"masyaallah, berarti anak kita aktif sayang.." ucapnya sembari mengelus perut aulia
kini mereka telah berbaring di ranjang kasur
"mas, kalo aku lahiran harus temenin aku ya.." pintanya
"iya sayang, mas janji temenin kamu"
"kalo aulia ga selamat, aulia titip bayinya ya"
"ssstttt, jangan gitu. istighfar, jangan pesimis dan berburuk sangka, terus berdoa, berdzikir sayang"
"iya sih, cuma aulia takut"
"ada mas, mas temenin. mas ga akan ninggalin kamu dalam keadaan apapun, mas juga tidak akan menikah lagi dengan siapapun, istri mas cuma satu, dan sampai kapanpun tetap satu, yaitu aulia pendek"
"aku udah seneng dengerinnya, ternyata diakhir ngece gitu"
"maaf yaaaa, udah ayo tidurr udah malem ini"
gus fahmi mengecup kening aulia dan perut aulia, kini mereka telah tertidur pulas
***
WOIIIIII AKU BALIKKK LAGIIIIII WAHHAAKKAKAKA

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SUCI GUS FAHMI
Novela Juvenilkisah cinta aulia khalisa az-zahra yang menemukan kekasihnya di pesantren. ia sengaja dipindahkan ke pesantren kyai fahri oleh ayahnya supaya mereka bisa berada dalam satu pesantren Gus Fahmi sangat mencintai aulia, jadi gimana dengan aulia?? happy...