Sider nya lumayan juga, ya.
Btw, selamat malam minggu 😊."Mana ada orang memberikan kado selotip dan scarf?"
Pada dasarnya, Shienna sangat percaya diri untuk kemampuan serta ingatannya yang luar biasa menakjubkan. Begini: ia pernah diberikan nama serta nomor kamar sebuah hotel oleh Senior di kampus agar memudahkannya melewati praktek perkuliahan. Kartu sakti, katanya. Jadi harus sakti juga untuk memberikan servis, jelas-jelas Shienna langsung mendatangi senior tersebut, menarik kerah kemeja lalu menyeretnya ke ruang kemahasiswaan serta menunjukkan beberapa bukti chat ia diajak iya-iya dan di cekam jika Shienna menolak maka Shienna tidak akan lulus sampai drop out.
Kalau ingatan sedikit lebih jauh pada sikapnya yang bar-bar mungkin adalah pertama sekali, benar-benar pertama sekali Shienna menarik ekor kucing terserang penyakit kusta lalu membawanya pulang kendati celotehan mama seperti sambaran petir di siang bolong, mana perduli wanita dengan wajah mengerikan itu. Ia menendang pintu ruang kerja Sean lalu bertingkah seolah menjadi ahli Forensik terkemuka. Pisau bedah sampai bengkok ditangannya, gelengan kepala papa ataupun mama yang memegangi dada nyaris menyerahkan diri pada malaikat maut sebab kelakuan Shienna.
Tetapi putaran memori itu tidak ada hubungannya dengan selotip dan scarf telah berada dalam genggamannya sekarang. Apalagi saat satu kertas kecil bertuliskan "It's show time, Guys!" membuat Shienna memutar bagian otak— hipocampus. Namun, sepertinya kali ini adalah pengecualian untuk kepesatan ingatan itupula.
Apanya yang it's show time, sih?!
Ayolah, sejak awal Shienna adalah primadona sekolah. Bahkan mungkin ketika masih bayi, ia telah membuat bayi-bayi iri dengan scarf dari brand ternama tersemat menjadi pita. Mama suka sekali mendandani Shienna, memakaikan scarf pada tali tas, diikat lembut pada leher ataupun menjuntai bersama rambut selayak pemeran iklan shampo.
Sejak bayi Shienna sudah tampil!. Julukan ratu fashion tentu teruntuk mama yang membangunkannya pagi-pagi buta lalu memakaikannya apapun disukai mama. Sampai-sampai kata cantik sepertinya telah bosan sekali didengarkannya, sungguh. Ataupun ketika banyak yang diam-diam mengamati brand apa yang Shienna pakai— sebab scarf selalu mengikuti warna pakaian senada.
Oh, astaga. Apa mereka masih memuji Shienna? gila saja. Kenapa harus Scarf, sih! Nyaris saja melemparkannya jauh, dalam hitungan sekon netranya membulat sempurna. Napasnya tertahan dan salivanya meneguk sepontan.
Aish, ingatan ini ternyata. Datang tiba-tiba membuat sekujur tubuh Shienna merinding. Ia menoleh pada Taehyung masih santai dengan ekspresi tenangnya. Lalu ketika Taehyung juga menoleh padanya, saat kedua netra keduanya mengunci, Shienna memicing dalam gelengan lirih. Woho— Taehyung memasang wajah sama menyebalkannya dengan dulu.
"Sudah ingat?" Taehyung sinis sekali. "kemarikan dan bersiaplah."
Shienna menggeleng, "Enak saja. Itu salahmu tau."
"Kau benar-benar mengerikan ya Shienna." Taehyung merebut hadiah disembunyikan Shienna dibelakang badannya. "seperti psikopat sungguhan."
"Kalau saja kau tidak melakukannya saat itu, kau pikir aku juga akan berbuat sejauh itu? kau yang— akh! apa sih mau mu?!" Shienna berteriak ketika Taehyung menyentil dahinya. Tatapan mematikan mengajak perang, dada naik turun dengan napas tersengah.
Huh— belum juga dimulai sudah mulai kelelahan, payah sih.
"Mana ada bocah yang berpikir mengikat bocah lain di kursi lalu menyumpal mulutnya dengan selotip, hah?!" Taehyung berhasil mengambilnya dan tidak melepaskan cengkramannya pada tangan Shienna dengan punggung wanita itu telah menyentuh kasur dan Taehyung berada diatas tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Win-Win Solution
FanfictionShienna nyaris gila ketika mendapati kabar jika Sean akan memberikan laboratorium miliknya pada sebuah Organisasi Pemerintahan untuk dikelola. Tetapi Shienna rasanya akan gila sungguhan saat Sean menyatakan persyaratan jika ingin tetap menjadi ahli...