Chapter 24

430 68 21
                                    

Maaf ya laaamaaa 😌.
Aku mendadak WB sama cerita ini, masa. Padahal ringan kek kerupuk tapi dibaca berulang-ulang sampe mau nyerah. Eh, ga jadi nyerah ternyata, si twins belum launching!.








"Pulang sekolah aku akan pergi dengan Jimin, kau mau ikut tidak?"

Anak kecil berambut terikat dengan scarfnya itu berdiri dimeja sebelah. Berbicara dengan teman sekelas sedang menggambar iringan rumah-rumah. Sudah pasti ia akan mendongkak membalas pertanyaannya dan meletakkan krayonnya lebih dulu. Nametag Lim Taehyung itu tampak berpikir beberapa saat sembari melihat kearah primadona kelas, Shienna Sien.

"Mau kemana?"

"Paman yang biasa mengantarkan Jimin sekolah memiliki kedai es krim. Kami akan kesana, aku sudah bilang pada Jimin kalau mengajakmu." Shienna meletakkan satu kupon diatas telapak tangan Taehyung. "kalau kau ikut perginya bersama-sama dengan mobil Jimin saja."

Taehyung melihat kupon yang Shienna berikan, "aku akan bilang pada mamaku dulu." Shienna mengangguk dengan senyuman antusiasnya. Kemudian ketika anak-anak lain kembali masuk setelah mencuci tangan masing-masing, Shienna duduk dikursinya semula. Ia mengeluarkan buku menghitung, pembelajaran berikutnya. Diam-diam melirik Taehyung menyimpan kupon es krim pemberian Shienna kedalam kotak pensil miliknya.

Hari itu, tiga anak-anak pra sekolah mengikuti supir pribadi Jimin. Memasuki kedai es krim lalu duduk dimeja yang paman sediakan. "Kalau minggu depan kau bisa ikut kami tidak?" Shienna menyela saat ketiganya berbincang dan saling menyicipi rasa es krim masing-masing.

"Kau mengajaknya lagi?" Jimin sedikit protes.

"Memangnya kenapa? kan lebih bagus kalau pergi ramai-ramai. Bagaimana Taehyung? mau ikut kami lagi tidak?"

Taehyung terdiam beberapa saat, melirik Jimin tidak banyak bicara dan Shienna sedang menatapnya dengan penuh harapan kalau ia mau pergi dengan Shienna dan Jimin. Padahal, kata Shienna kalau kepergian mereka adalah rahasia. Yang boleh tau hanya Jimin dan Shienna, sebab mereka akan melihat papa Shienna bekerja secara diam-diam. Tetapi begitu Shienna mengajak teman lain, Jimin merasa dibohongi.

Ia lalu turun dari kursi tingginya, lalu menarik tangan Shienna dan menjauh kemeja lain agar Taehyung tidak perlu dengar percakapan mereka. "kau sering sekali mengajaknya juga, kenapa sih?" Jimin bertanya. "kemarin kau mengajaknya untuk makan masakan mamamu bersama-sama, lalu katamu kuponnya untuk diberikan pada mamamu suka es krim juga tetapi kau memberikannya pada Taehyung. Lalu minggu depan kau mau mengajaknya?"

Shienna menepis tangan Jimin, "loh.. loh... kenapa kau marah sekarang? aku kan hanya mengajak. Pergi atau tidak ya kan belum diputuskan oleh Taehyung. Ma.. mamaku tidak jadi suka es krim, jadi kuberikan kuponnya pada Taehyung. Katamu gratisnya sampai hari ini, kan? kalau tidak dipakai kan sayang. Taehyung suka es krim stroberi."

"Kalau begitu jangan bilang misi rahasia, dong. Kau saja tidak tau rasa es krim kesukaanku, kan? teman kok payah, sih."

"Ya mana ku tau." Shienna memalingkan wajah. "kau sih, dulu sukanya es krim mangga, lalu bilang lagi es krim taro. Terus sekarang memesan es krim cokelat. Tidak konsisten, Taehyung itu memang suka stroberi dan setiap hari membawa buah yang sama. Aku ingat, lah."

"Kau melihat bekalnya, ya?"

Shienna menggeleng, "kata siapa aku melihatnya? tidak sengaja, ya! aku tidak sengaja melihatnya membawa stroberi dan roti yang dia buang pinggirannya. Jangan menuduhku." Shienna membela diri, wajahnya sedikit memerah, hampiri mirip dengan isi mangkuk es krim Taehyung yang menatapi kearah keduanya, kebingungan.

Win-Win SolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang