Jujurly, ini cara nge-endinginnya gimana sih. Bingung 🙇.
Taehyung memutar stir mobil dengan piawai, melintasi bundaran air mancur memilih lintasan kanan menuju lokasi janji pertemuan. Sementara Shienna berada disampingnya sibuk mengamati layar notebook menggulir berkali-kali atau melakukan pembesaran objek. Taehyung sempat menoleh disela-sela chorus musik. Agaknya lebih cocok dengan Rainy days with you ketimbang Rainy days i'm thinking bout you. Menoleh singkat merasa diperhatikan, Shienna pada akhirnya meletakkan notebook diatas dashboard.
"Apa kita akan diam saja sampai tiba di lokasi Taehyung?" tanya Shienna membuat Taehyung menyunggingkan bibir.
Memindah telapak tangan mengusap kepala Shienna, Taehyung mengatakan, "tebak berapa kali aku menanyaimu dan kau malah tidak mendengar." ucap Taehyung tenang kontan membuat Shienna mengernyit, diajak mengobrol? kapan? bukankah semenjak menitipkan si kembar pada mama dan mereka memasuki mobil Taehyung hanya diam saja. Sepertinya hanya terdengar suara Taehyung sesekali adalah mengikuti set album entah pada suara blue.. blue.. blue.. atau i wish i could stay with you membuat Shienna tersadar, wow! suara Taehyung bagus juga!.
"Aku tidak dengar? kau berbohong?" tanya Shienna sembari menyandar serta memiringkan kepala kearah Taehyung.
"Kau terlalu sibuk dengan mengecek, lagipula bukankah sebentar lagi kita juga akan tiba."
Mengangguk pelan Shienna kemudian menjawab, "aku hanya tidak suka terkejut nanti, jadi lebih baik menyiapkan diri, melihat lebih awal."
Stir mobil dibelokkan sekali lagi, keduanya disambut oleh pagar menjulang tinggi, pos satpam, signpost: Puslafor-- SS, dan gedung bertingkat tiga, berdiri kokoh, bercat putih bersih membuat Shienna menelan saliva beserta sesuatu menyeret kerongkongannya seakan menjadi sangat kecil. Mobil Taehyung berhenti tak jauh dari pintu masuk, berdampingan bersama dua mobil telah berada disana. Shienna mengenalnya, mobil Sean dan Jimin.
"Tidak turun?" lalu Shienna dikejutkan oleh suara Taehyung. Mesin mobil telah dimatikan, tersisa keheningan, rasanya aneh saja. Shienna tak dapat membuka mulut padahal ia telah siap memberikan banyak komentar terkait persiapan laboratorium didambakannya itu.
Sebanyak apapun Shienna menyiapkan diri, kejutan dihadapannya tak bisa dikelabui. Bahwa netra Shienna melebar, jantungnya berdegup lebih kencang dan sinyalir aneh merambati tubuh dengan tergesa. Ia mendorong pintu mobil lalu keluar, berjalan disamping Taehyung tengah merapikan kemeja ia pakai sewarna gaun Shienna pakai, cokelat muda. Menggenggam tangan wanita itu kemudian menaiki satu persatu anakan tangga menuju teras dan masuk kedalam gedung Puslafor.
Masih tersisa tiga puluh menit menuju pukul sepuluh dan uji ruang oleh ahli pusat. Gedung bertingkat tiga dipersiapkan oleh Sean, Taehyung sebagai perancang sekaligus mengawasi pembangunan atas persetujuan Sean. Sudah lama, sebelum Shienna kembali pulang. Bertahun-tahun, memiliki banyak kendala pembangunan tidak menyusut semangat, pada akhirnya berdiri kokoh berjarak dari keramaian kota namun berdekatan dengan beberapa kantor Hukum Negara.
Taehyung berdiri beberapa langkah dibelakang Shienna, ia memasukkan kedua tangan dalam saku celana mengamati Shienna tengah menikmati ruangan nya. Sudah tentu, sebab ada signpost bertuliskan namanya. Shienna Sien, diatas meja lumayan luas membelakangi tirai telah dibuka dengan perantara remote control. Pemandangannya bagus, taman kecil dan pepohonan rindang. Beberapa lampu taman dan dua gazebo kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Win-Win Solution
FanfictionShienna nyaris gila ketika mendapati kabar jika Sean akan memberikan laboratorium miliknya pada sebuah Organisasi Pemerintahan untuk dikelola. Tetapi Shienna rasanya akan gila sungguhan saat Sean menyatakan persyaratan jika ingin tetap menjadi ahli...