Chapter 30

403 53 10
                                    

Suasana kamar menjadi lebih tenang. Aroma bayi menguar kesetiap sudut ruangan tatkala Shienna membuka pintu kamar mandi, baru selesai mandi.. oh, atau, baru berkesempatan bisa mandi. Selembar bathrobe meliliti tubuh sementara handuk kecil ia gunakan mengeringkan rambut. Sejenak ia menoleh pada presensi Taehyung tengah mengeluarkan diapers pack dari dalam plastik besar, menyusunnya rapi dalam keranjang harian. Selebihnya ia masukkan ke lemari penyimpanan bayi.

Ya, bagian diapers sudah pasti tugas papa muda itu. Tidak hanya menyusun, sih. Mengganti diapers dimalam hari juga Taehyung. Ia yang akan bangun ketika rengekan si kembar terdengar. Kesepakatan. Shienna fokus pada Asi. Sesekali kalau matanya sedang berbaik hati, ia ikut bangun meskipun hanya memandangi Taehyung mengganti popok anak-anak.

"Kemana anak-anak?"

"Loh, tidak bersama mama dibawah?" pertanyaan itu dibalikkan ketika Shienna sudah memakai gaun mint nya, duduk didepan cermin, meminum obat-obatan pemulihannya usai kontrol ulang ke dokter Daeun dan memandangi dirinya sendiri. Sedang berasumsi pada diri sendiri, hei, kenapa kantung matanya semakin kelihatan!.

"Papa dibawah?"

"Memangnya papa sudah pulang?"

"Ck..." Shienna berdecih, "begitu saja sampai besok pagi, melempar-lempar pertanyaan." katanya memandangi pantulan Taehyung berjalan kearahnya dan mengalungkan tangan pada pundaknya, diketatkan. Sampai setengah wajah Shienna tenggelam dalam kehangatan lengan berbalut kemeja kerja pria itu. Sebelum kembali dengan decakan lebih terdengar saat Taehyung mencium pipinya kelewat dalam. Ditahan tak kalah mengesalkan, meskipun, ya... Shienna tidak menolak juga secara gelap-gelapan.

"Iya, sampai tanduknya keluar lagi menjadi enam belas kan? enam belas kali ciuman juga, begitu?"

"Kalau mama tau apa maksudnya." Shienna memicing. "seharusnya kau bersikap seperti ini didepan mama. Agar mama tau siapa yang menggodai siapa." Shienna berbalik menghadap Taehyung, menatapi pria itu tak kalah mengkhawatirkan. Dibalik gagah gempitanya, wajah Taehyung tergurat kelelahan, pundaknya bertambah beban. Kata mama begitu, sih. Awalnya Shienna merasa bahwa itu bukanlah apa-apa, tetapi ketika dalam seminggu saja sudah berapa diapers pack dihabiskan oleh si kembar, berapa jumlah jajanan sering dibawa Taehyung pulang untuk Shienna atau mendadak pria itu membelikannya berbagai hadiah, Shienna jadi tidak tega melihat wajah lelah Taehyung.

Usia si kembar seminggu, dan selama seminggu ini pula mereka mengungsi kerumah mama. Beruntung juga mendengarkan nasehat para orangtua, dan tentu saja setelah melakukan diskusi panjang yang anehnya bisa terjadi dengan serius. Untuk pemulihan Shienna, proyek Taehyung harus dijalankan dengan kesiapan maksimal, menambah pundi-pundi masa depan mereka juga, dan untuk kesiapan Shienna memberikan ruang babysitter membantu mengasuh anak-anak mereka.

Ah, sebenarnya bukan Shienna saja yang meragu memberikan kedua putrinya masih mungil begitu ketangan babysitter, kedua mamanya juga. Katanya diurus mama saja, setelah enam bulan baru boleh menggunakan jasa babysitter, itupun lihat lagi nanti saja. Kalau enam bulan datang dengan cepat, mama masih bersedia mengurusi mereka. Dan Taehyung merasa Shienna lebih bersedia diungsikan dirumah mamanya, meskipun perselisihan itu terdengar nyaris setiap hari. Taehyung sangat mengetahui perasaan mama Shienna pada putrinya sendiri.

Mama Taehyung tidak mempermasalahkan, setiap hari datang menjenguk cucu sekaligus menantunya, kadang menginap juga. Kata Shienna, tidak tega kalau ia meninggikan suara pada mama Taehyung. Sebagai alasan ia ditatapi tajam oleh mamanya sendiri, oh, jadi dengan mama tega?!. Shienna langsung memandang papa nya sendu, see, Pa. Mama masih sama.

"Tidur saja, nanti ku bangunkan pukul lima." ucap Shienna mengusapi pipi Taehyung.

"Sebentar lagi Jimin dan Kiara datang untuk menjenguk."

Win-Win SolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang