● Jangan lupa tekan vote dan komen ya readers😘
● Character milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama✔
● Harap bijak memilah kata yang baik dan buruk
● Warning kata kata kasar!
● Warning adegan ++
HAPPY READING DEAR❤
Shikadai tampak masih menikmati aktivitasnya. Padahal ia hanya berniat membungkam Sarada, tapi sepertinya ia sudah mulai kecanduan. Ketiga pria itu mendengus melihat rekan mereka yang ambil start lebih dulu.
"Apa sudah selesai? Aku juga ingin mencoba nya," Shikadai melepas ciuman nya, saat itu juga Sarada cepat cepat menghirup oksigen sebanyak mungkin.
Shikadai mengusap bibirnya sendiri dan berjalan kearah Boruto sambil menaruh tangan nya dibelakang kepala.
"Bibirnya manis, aku yakin kau ketagihan nanti,"
"Benarkah? Kalau begitu aku mau mencobanya," Mitsuki mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Sarada yang terduduk itu.
"Aku cemburu saat shikadai mencium mu, jadi bagaimana kalau aku mencium mu juga?,"Mitsuki tersenyum pada Sarada, Sarada mencak mencak minta dilepaskan.
"PRIA BAJINGAN! APA YANG KALIAN MAU SIALAN. LEPASKAN AKU LEPASKAN!! APA KALIAN TULI HAH????!!," Sarada menatap mereka dengan perasaan kecewa dan marah. Mereka yang ditatap hanya tersenyum miring.
"Kau tau akibatnya jika tidak mau menurut dengan kami, Uchiha," Sarada menggeleng kuat disaat tangan Mitsuki hendak melepas kancing baju seragamnya. Untungnya Sarada lebih dulu menendang titik vital Mitsuki, membuat sang empu terdorong kebelakang dan mengerang kesakitan.
Sarada menendang nendang barang apapun yang tergeletak di sekitarnya untuk menghalangi pergerakan mereka.
"Sarada hentikan atau kau akan kehilangan kedua kakimu," Sarada bak kesetanan, ia tidak mau mendengar peringatan dari lelaki kuning itu.
Sarada memekik kesakitan saat Inojin menginjak kakinya.
"Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini padamu sayang, tapi aku tidak mau kekasih ku menjadi pembangkang seperti ini," Sarada semakin histeris dikala ia melihat Boruto membawa seseuatu yang membuat nya shock dan pusing seketika.
"Lihat siapa yang aku bawa," Sarada membeku tak percaya, tubuhnya lemas dan berkunang kunang melihat pemandangan didepan nya.
Sarada membelalakan matanya saat Boruto dengan kejinya memotong lidah seseorang dan melemparkan potongan lidah itu kepada Sarada.
"Kedua sahabatmu ini telah merendahkan kami Sarada, karena itu kami membantu mereka melakukan penebusan dosa," Boruto tampak tertawa senang diikuti ketiga lelaki itu.
"Ja-jangan," Sarada menundukkan kepalanya, tak kuasa ia melihat seorang sahabat yang ia sayang harus disiksa seperti itu.
Benar, yang Sarada lihat ada Choucho dan Sumire. Lebih tepatnya kedua kepala mereka. Boruto menenteng kedua kepala itu lalu melemparkannya ke lantai. Ia mendendangkan kepala kepala itu tepat dihadapan Sarada. Sarada menangis, sesak dihatinya melihat seorang sahabat mati dengan keadaan mengenaskan.
"Yang kau dengar saat itu tidak salah, kami benar benar menikmati daging mereka. Meskipun sedikit susah karena tubuh teman coklatmu itu keras," Mitsuki tampak lebih baik dari sebelumnya, setidaknya rasa sakit dibagian vitalnya tidak sesakit diawal.
Darah Choucho dan Sumire berceceran dari kepala mereka memenuhi lantai kotor itu. Jangan tanyakan Sarada, pakaian Sarada sudah persis korban kekerasan saat ini. Tubuhnya terkena cipratan darah kedua sahabatnya itu.
"Apa kau mau berakhir seperti mereka Sarada?," Inojin mengangkat dagu Sarada. Saat itulah tubuh Sarada ambruk seketika.
||||||||||||||||||||||||||||
"Bagaimana ini?!! Sudah masuk waktu jam makan malam tapi Sarada masih belum pulang," Wanita bersurai jambu tampak mondar mandir dari ruang tamu ke ruang keluarga. Disana keluarga Uchiha berkumpul termasuk Sasori.
"Itachi kau sudah mengeceknya diperpustakaan kota?,"
"Sudah bu, tapi kata penjaga Sarada tidak pernah datang sejak seminggu yang lalu," Itachi, paman Sarada juga tampak menelpon beberapa teman bisnisnya untuk mengetahui keberadaan keponakan tersayangnya.
Sebagai seorang Ayah, Sasuke juga bertanggung jawab atas hilangnya putri uchiha itu. Tapi disalah satu sisi, kewajiban nya sebagai seorang kepala kepolisian tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
"Anata, apa kau masih mementingkan pekerjaanmu daripada putrimu sendiri huh?" Sasuke menatap dalam istrinya itu.
"Sebagai kepala kepolisian aku tidak bisa mementingkan urusan pribadiku, tolong mengertilah tsuma," Ujar Sasuke lalu berjalan keluar rumah untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja. Sakura menatap kepergian Sasuke dengan nanar. Mikoto menepuk pundak Sakura mencoba untuk menenangkan nya.
"Apa kau sudah menelpon teman temannya?," Fugaku sebagai seorang kakek Sarada kini angkat bicara. Sasori menggelengkan kepalanya.
"Tunggu saja sampai besok, jika dia belum pulang baru kita cari, santai saja" Obito tampak santai menanggapi situasi genting itu. Berbeda dengan Sakura tiba tiba emosi.
"BAGAIMANA KAU BISA SANTAI OBITO?!,"
"Putriku tidak ada kabar diluar dan kau bilang santai saja? Naluri seorang ibu tidak akan pernah salah dan aku berfirasat bahwa Sarada sedang tidak baik baik saja," Sakura jatuh terduduk sambil memegangi kepalanya yang tiba tiba pusing. Mikoto dengan cekatan mengambil segelas air dan memberikan nya pada Sakura.
"A-aku hanya takut obito, aku takut Sarada mengalami luka itu lagi," Obito mendadak terdiam, Ia jadi teringat kejadian beberapa bulan lalu yang terjadi menimpa Sarada.
"Sakura tenanglah, kita doakan agar Sarada baik baik saja," ujar Itachi.
"Kalian makanlah terlebih dahulu, aku akan menyuruh rekan Sasuke membantu kita," sambung Itachi. Sakura mengangguk. Ia menangis dipelukan Mikoto.
Hai😄 sebenarnya mimin agak ragu gitu mau ngelanjutin nih cerita. Kayak prik aja gitu wkwk. Btw ada yang mau aku bikinin tentang Sarada sosmed ga? Soalnya aku nemu banyak fanart sarada 🤔
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓞𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭 {𝙾𝙽 𝙶𝙾𝙸𝙽𝙶}
RandomSarada Uchiha- ia tidak dapat membayangkan dirinya akan mendapat masalah besar setelah berhadapan dengan keempat pria disekolahnya. Start= - Finish=- #1 Shikasara