● Jangan lupa tekan vote dan komen ya readers😘● Character milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama✔
● Harap bijak memilah kata yang baik dan buruk
● Warning kata kata kasar!
● Warning adegan ++
HAPPY READING DEAR❤
"Sarada tolong," mata Sarada membola kaget dikala tubuh Choucho terpelanting ke lantai. Chouchou tampak meringis kesakitan disaat tangan nya diinjak oleh pria berjubah.
"Jangan!!!," Teriak sarada histeris saat kepala Choucho dengan sadisnya diputar 180 derajat. Choucho sudah tampak tidak berdaya.
Sarada hendak berlari kearah Choucho, tapi seseorang dari belakang menahan pergerakan nya. Sarada tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang itu karena tertutupi tudung jubah yang ia kenakan, sama seperti orang didepan nya.
Sarada memberontak sayangnya malah ia jatuh tersungkur. Badan Sarada mendadak lemas saat melihat pemandangan didepan nya. Choucho, dengan sadisnya keempat pria berjubah itu memotong lidah Choucho. Darah mengalir dari mulut Choucho.
Sedetik kemudian, seseorang dari mereka menggorok leher Choucho secara perlahan. Sakit? Tentu, Choucho masih dalam keadaan sekarat saat itu.
Yang sarada lihat hanya mata Choucho yang mengalirkan air matanya. Sarada tak bisa apa apa. Badan nya mendadak kaku seolah tak bisa digerakkan.
"Choucho," lirihnya. Tangan nya berusaha menggapai badan tanpa kepala itu.
"SARADA!!,"
"Ahh-ah hah y-yaa?," Sarada tersentak dari tidur nya. Badan nya berkeringat. Dihadapan nya ada Madara yang menatapnya khawatir.
"Etto- aku.. ada apa denganku?," Sarada memegangi kepala nya yang agak pusing. Madara membantu Sarada duduk beranjak dari tidurnya. Ah iya Sarada sudah pergi meninggalkan rumah utama Uchiha. Disini ia berada, dipinggiran kota tempat Madara dan Izuna mengasingkan diri.
"Kau mengigau, apa yang menganggu pikiran mu?Katakan saja," Sarada terdiam, netralnya menatap Madara dengan perasaan takut.
"Katakan saja kebenaran nya kepada semua orang Sarada. Tapi ingatkan, kau tidak akan pernah lepas dari kami," Sarada tersentak, pecahan pecahan memori yang berusaha ia lupakan, muncul kembali. Badan nya bergetar, keringat dingin membasahi tubuhnya.
"Sarada, kau tak apa?," Sarada mengangguk, nafasnya sesak.
"Sebentar lagi Izuna kemari, apa kau benar benar tak apa?,"
"Kau istirahat lah lebih dulu, aku akan kebawah," Ujar Madara lalu meninggalkan Sarada didalam kamar sendirian.
"Lagi lagi perasaan takut itu muncul," Sarada menatap jendela. Menatap awan dengan sinar kuning yang bergerak sesuai alur angin. "Maaf, maaf, seandainya aku bisa menghentikan semua nya,"
"Melamun saja, ada yang kau pikirkan?," Sarada menoleh ke sumber suara. Di depan ranjang berdiri laki laki dengan rambut yang agak mirip dengan Madara.
"I- izuna," lirih Sarada.
"Kau belum makan kan? Aku bawa makanan untukmu lho Salad?," Izuna- lelaki itu mencoba mencairkan suasana. Ia Sudah tau musibah yang dialami sepupunya itu. Ah awalnya ia merasa kecewa tapi bagaimana lagi?.
Sarada menggembungkan pipinya. Ia paling tidak suka dipanggil dengan panggilan masa kecilnya. "Mou izuna, jangan panggil aku Salad," Sarada mengerucut.
Izuna terkekeh dan mengusap pelan pipi Sarada gemas. Sarada menegang, ah pikiran nya terus terusan stuck di masa lalu. Merasa lancang, izuna menurunkan tangan nya.
"Ayo makan, kau tau ini Madara-san yang buat lho!Khusus untukmu katanya!," seru Izuna sambil menyodorkan mangkok berisi sup itu. Sarada tersenyum, "Taruh saja disana, aku tidak lapar,"
"Hei hei, apa kau tidak kasian dengan Madara san? Dia tadi hampir terbakar api lho,"Bisik Izuna. Ia tersenyum puas melihat wajah Sarada yang memerah. "Be-benarkah?,"tanya Sarada pelan dibalas anggukan singkat oleh Izuna.
Biarkan cahaya senja menjadi pendamping kebersamaan mereka. Sore itu mereka habiskan untuk bercerita. Meskipun sedikit canggung, Sarada tetap menghormati izuna. Lama kelamaan ia juga ikut terbawa suasana. Izuna yang melawak dan Madara yang tiba tiba datang sambil ikut melawak. Ah Sarada jadi geli melihat tingkah mereka.
|||||||||||||||||||||||||||||||
"Hn. Akhirnya kekasih ku tertawa," Senyum seringai tercetak jelas di wajah pemuda berambut nanas itu. Netranya menatap layar monitor yang menunjukkan tiga orang sedang bercanda. Hah sejak kapan mereka menaruh kamera di kamar gadis itu?!.
"Ck lelaki jabrik itu terlalu dekat dengan milikku," desis Inojin sambil meremas kaleng minuman nya hingga nyaris tak berbentuk. "Haruskah kita membawa dia kepada Tuhan?,"Tanya Mitsuki dengan wajah polos nya.
"Tidak perlu. Perjanjian nya tidak ada yang boleh menyakiti keluarganya," Jelas Shikadai yang tengah mengelus layar monitor yang menampilkan perempuan tadi.
"Sendirian ya?" Tanya pelan shikadai sambil terus menatapnya.
"Hoi apa kau belum puas menatapnya? Sekarang giliranku. Pergi!!,"Usir Inojin sambil mendorong bahu Shikadai. Shikadai mendengus malas. Ia bergerak pindah menuju sofa.
"Berani sekali Si Jabrik itu mengelus rambut halusnya," ujar Mitsuki yang melihat adegan dua bersaudara itu tengah asik bercanda.
"Kalian ini memang lupa dengan rencana sebelumnya ya," ketiga pemuda itu sontak menoleh ke arah pemuda lain yang berjalan kearah mereka.
"Jangan mengaitkan nya dengan rencana itu. Sejak awal itu murni rencanamu kan?," Mitsuki menghadap Boruto. "Lalu? Apa mau mu sekarang?," tanya Inojin.
"Tak kusangka kalian benar benar terpikat olehnya," Sarkas Boruto sambil menyunggingkan bibirnya.
Shikadai mengernyit, "Ada apa denganmu?,"Boruto menghirup rokok lalu menyembulkan membuat asap memenuhi ruangan itu.
"Kawaki hanya meminta kita untuk menyiksanya bukan untuk menaruh perasaan lebih pada nya," Ujar Boruto membuat pria tadi menyunggingkan senyum.
"Hahaha sejak kapan aku menaruh perasaan pada nya?," Boruto menatap Inojin yang tertawa dengan heran, Inojin menetralkan nafasnya. "Hn aku hanya suka pada nya saat dia mengerang kesakitan," Sinis Inojin.
"Dasar psikopat," gumam Shikadai. Ya meskipun gumaman itu tak terdengar dengan mereka.
Mitsuki tersenyum, "Bagaimana jika aku menaruh perasaan lebih kepada nya?," ketiga pria itu menoleh ke arah mitsuki.
"Itu urusan mu, tapi ingatlah dia bukan lagi seorang gadis," Santai Boruto. Mitsuki terdiam, netra kuning nya menatap hampa jendela yang bertabrakan langsung dengan langit sore.
Pagi semua
maaf banget ya baru up sekarang. Akhir akhir ini aku tuh sibuk bikin konten review anime. Btw boleh kali mampir bstation:))))Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓞𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭 {𝙾𝙽 𝙶𝙾𝙸𝙽𝙶}
RandomSarada Uchiha- ia tidak dapat membayangkan dirinya akan mendapat masalah besar setelah berhadapan dengan keempat pria disekolahnya. Start= - Finish=- #1 Shikasara