Obsessed~•°6

659 41 9
                                    

● Jangan lupa tekan vote dan komen ya readers😘

● Character milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam nama✔

● Harap bijak memilah kata yang baik dan buruk

● Warning kata kata kasar!

● Warning adegan ++

HAPPY READING DEAR❤


Sarada, netranya mengerjap ngerjap menetralkan cahaya yang masuk kedalam retina nya. "Sejak kapan aku berada disini,"

Ia melihat sekeliling, tidak ada tempat kotor dan anyir lagi. Ia berada di sebuah ruangan dengan kasur yang ditempatinya. Ia melihat kedua tangan nya yang terikat disisi ranjang.

"Sebenarnya apa yang terjadi-urghh...."

Netra onyx itu tampak berkaca-kaca, tanpa sadar ia menggerakkan sedikit kakinya.

"Arghh emphh!!" Gadis manis itu dengan cepat menggigit bibir bawahnya, berusaha keras menahan raungannya. Kedua kakinya benar-benar sakit sekaligus ngilu, bak habis tertimpa beban yang begitu berat.

Sesaat setelahnya tubuhnya tersentak, memori sebelum dirinya pingsan kembali menyeruak. Sarada seketika teringat, jika sebelumnya salah seorang lelaki gila yang menculiknya itu menginjak kakinya lumayan keras.

Lelehan bening seketika mengaliri pipinya. Ia sedikit banyaknya berharap, semoga kakinya tidak akan mengalami kelumpuhan.

"Apa salahku ugh,"-ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat-"kenapa mereka menculik dan menyiksaku," lirihnya dengan isakan tertahan.

"Choucho.. sumire.."

"Aku mau pulang...."

"Mama,"

Sarada terus meratapi keadaannya, tanpa menyadari bahwa pintu ruangan tempat dirinya berada terbuka dan menampilkan keempat sosok pria yang menculiknya itu.

"Syukurlah kau bangun,"

Mendengar seruan tiba-tiba itu, tubuh Sarada seketika menegang kaku dengan mata yang terbelalak lebar. Terkejut kala melihat keempat lelaki tak berperasaan yang menculiknya tengah berdiri tepat di sebelah ranjang tempatnya berbaring dengan mengenaskan.

"Ma-mau apa kalian?" tanyanya takut-takut. Jika kedua tangannya tidak diikat di sisi ranjang, gadis manis itu tanpa perlu berpikir ulang pasti akan segera melarikan diri dari hadapan keempatnya. Namun naasnya, keadaan tak mendukungnya.

"Kau tanya kami mau apa, huh?"

Sarada menunduk menghindari tatapan mereka. Sorot matanya terlihat kejam diiringi seulas seringai mengerikan yang terbit di wajah tampannya.

"Pria pria jahat, tidak berperasaan. Aku membenci kalian, aku benci," lirih Sarada yang masih bisa didengar Mereka.

"Apa kau marah karena kami membunuh temanmu?," Shikadai mengelus rambut Sarada dengan lembut. Tapi sayangnya Sarada membenci perlakuan nya itu.

"jangan menyentuhku, bodoh," keempatnya tersenyum simpul mendengar makian gadisnya itu.

"Ayo makanlah, kau tadi menolak makanan dari Shikadai," Sarada mendecih tepat dihadapan Inojin yang ingin menyuapkan nya makanan.

"Aku ingin pulang!,"

Habis sudah kesabaran Inojin, Ia memgambil tongkat bisbol yang terletak di pojokan ruangan itu. Sarada menyeru kesakitan saat Inojin memukulkan tongkat itu pada kakinya yang sakit.

"Aku akan mematahkan kakimu agar kau tidak bisa pergi kemana mana,"

"Aku mau pulang!!," bentak Sarada.

𝓞𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓮𝓭 {𝙾𝙽 𝙶𝙾𝙸𝙽𝙶}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang