Mobil sudah memasuki garasi rumah. Alsan berlari membukakan pintu depan untuk Inggit karena wanita itu terlihat sungguh tidak berdaya.
Alsan membukakan seatbelt dan mulai membopong inggit untuk memasuki rumah."Pak... ustadzz..turunin gu..e..." Pinta inggit sembari meremas kancing kemeja alsan kuat-kuat. Dengan sisa tenaganya, Inggit meronta-ronta ingin lepas dari pria itu, namun tetap kalah dengan tenaga Alsan yang jauh lebih besar.
Langkah Alsan tiba dilantai atas tempat dimana kamarnya berada, ia masih menggendong Inggit dan membuka pintu kamar dengan telapak tangan kanannya yang kosong. Pria itu membaringkan Inggit diatas ranjang dengan hati -hati. Setelah itu ia bangkit dan segera membersihkan diri.
••••
Waktu shubuh telah tiba, Alsan membuka matanya dan beranjak dari sofa dan duduk perlahan. Pandangannya beralih ke depan, cahaya hangat lampu tidur remang-remang melihatkan wanita itu tertidur pulas berbalut selimut putih yang biasa ia pakai. Alsan tersenyum sendiri, ah, sebenarnya ada apa dengannya.
Sejenak Alsan teringat yang wanita itu lakukan semalam, apakah sudah biasa inggit mabuk hingga tak sadarkan diri.
Suami macam apa ia membiarkan istrinya sampai seperti ini.Ia segera menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat shubuh. Setelah sholat, pria itu berdoa dan melanjutkan membaca mushafnya dengan lirih.
Di sisi lain, dalam keadaan setengah sadar dari tidurnya, Inggit mendengar suara orang dan lampu kamar menyala terang, sungguh menyebalkan, ia sangat benci jika tidurnya diganggu. Kepalanya menoleh ke kanan, nampak pria berbaju putih dan berpeci duduk dengan beralaskan sajadah sembari membaca Alquran.
Rupanya suara berisik itu dari pria ustadz ini, wanita itu menatap Alsan menghunus, mulutnya sudah tak sabar ingin meluapkan sumpah serapah"Hahh berisikkk, lampu juga terangg!!"
Walau ia juga tak menampik jika suara pria itu merdu, namun sedikit.
Seketika alunan ayat suci berhenti, pria itu menoleh pada inggit,
"Maaf"
_______________
Sang surya menampakkan cahayanya. Seperti biasa, yang dilakukan pria itu setiap pagi, selalu berkutat dengan dapur untuk mengisi perut di pagi hari, ya, membuat sarapan. Ia tak membangunkan wanita itu untuk sholat karena ia teringat tadi di rak kamar mandi tak sengaja pandangannya menangkap sebuah plastik menggembung berwarna putih yang berbentuk gulungan kecil, ia langsung mengira bahwa Inggit sedang udzur. Mungkin wanita itu lupa membuangnya.
Dalam waktu yang sama, matahari lagi-lagi menyinari kulit seorang wanita dengan pakaian kacau terbaring diatas ranjang yang berantakan. Merasakan suhu panas menyentuh tubuhnya, Inggit mau tak mau membuka mata, ia merasakan gerah dimana-mana. Inggit meraih gelas berisi air putih yang sudah berada diatas nakas, akhir-akhir ini air itu sudah ada disana setiap ia bangun tidur, yang dirumah hanya ada satu orang lain, siapa lagi jika bukan pria itu yang melakukannya.
Inggit mengumpulkan kesadarannya dengan berdiam diri sejenak, menerawang atap kamar dan ingatan-ingatan semalam bermunculan dikepalanya. Kemarin berawal dari ia frustasi karena Arthur lalu berujung terlalu banyak meminum alkohol hingga kepalanya pusing lalu ada seorang laki-laki mengantarnya pulang sampai ia tertidur, dia.. pak ustadz. Dasar tukang ikut campur, dumel Inggit dalam hati. Sebentar, pak ustadz sudah muncul didepan teman-temannya, itu artinya.. Semoga temannya tak menanyakan macam-macam tentang hubungannya. Ia sungguh malas membahas hal ini.
Inggit beranjak dari tidurnya, ia sangat lapar, perutnya terasa perih. Akhir akhir ini ia jarang makan, entahlah.
Ia turun menuju dapur. Yang ia fikirkan hanya sesuatu yang bisa mengganjal perut kosongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Pak Ustad?
Spiritual"Apapun yang kamu lakukan, itu tetap tanggung jawab saya," -Alsan. Ustadz Alsan, pemilik ponpes yang sering dikira culun itu tiba-tiba menjadi suami seorang wanita yang hobinya ke club malam. #1 in Nasehat (1 sep 2023) #1 in Pakustadz (6 nov 2023) #...