Chap. 5 - Bilqis

515 10 0
                                    

Tiga orang gadis tengah berbincang di sebuah cafe bernuansa industrial itu. Sepulang kerja, Inggit berkumpul bersama tiga sobat karibnya, mumpung ada waktu mereka bertemu di cafe milik salah satu dari mereka.

"Noh lihat, Agam mantan gue beneran jadian sama Kefi." final Michelle sdis bermata sipit itu setelah serius melihat ke arah dua orang yang mengambil duduk diujung, yang ia duga sang mantan kekasih.

"Kefi? Aktris-aktris itu ga sih?" Tanya Vella, gadis berambut curly hitam legam sekaligus pemilik cafe. Cafe yang sudah terkenal dipusat kota ini memang lumayan besar dan bebas, jadi tak heran pengunjungnya dari berbagai kalangan dan menjadi langganan para aktris.

"Hmm" gumaman Michelle dengan anggukan kecil membenarkan ucapan Vella.

"Semua inisial A itu sialan," ucap Inggit sembari mengaduk sedotan capuccino nya perlahan.

"Ah elahh, lu belum bisa move on sama Arthur? Sekarang kan udah ada gantinya" goda Michelle, gadis bermata sipit tadi.

"Iya nggit, lagian kelihataannya suami lo tulus sama lo, gue bisa lihat dari perlakuannya, gue yakin lo pasti dicariin setiap lo nggak pulang-pulang, gue bisa lihat dari sorot matany pas gendong lo semalem, dia sayang sama lo. Lo beruntung daripada gue. Dapet cowok modelan dia siapa tau dia bisa bimbing lo, kalo gue kasih saran sih coba buka hati lo perlahan." Nasihat Vella panjang lebar.

"Lo tau kan, dari awal gue gak suka dia, nikah aja terpaksa. Dia bukan cowok tipe gue, culun, agamis, ntar kalo gue ikut aliran sesat gimans?. Kalian gak tau rasanya, apapun yang terpaksa, ngejalaninya juga tersiksa!"

"Okelah, ntar have fun di bar cus?" Tanya Michele menengahi.

"Hmm" Inggit mengiyakan.

"Biar gak bosen, Kita main truth or dare gimana?"

"Okay"

Michelle membuka ponsel meyiapkan game truth or dare disana.

"Yap. Gue dulu"
Panah berputar pada michelle.

"Truth or dare?" Tanya Vella

"Gue milih dare aja lah, ntar lo nanya aneh-aneh malah"

"Okayy. Dare-nya yaitu.. lo samperin cewek mantan lo disitu, dan minta foto seolah lo ngefans sama dia."

"GILAA, stress lu, emang gak ada tantangan selain itu? Mencoreng harga diri gue aja." Michelle tak sudi.

Inggit tertawa. Sungguh kasihan temannya satu ini.
Semoga suara di standnya tak menganggu pengunjung lain.

Michelle langsung beranjak dan menuju sepasang pria dan wanita disana. Vella dan inggit menyaksikan dari kejauhan dengan puas hati menyaksikan Michele.

Michelle kembali dengan raut wajah bersungut.

"Puas?? Kurang ajarr kalian berdua!!"

Permainan dimulai kembali dan kini panah mengarah pada Inggit.

"Truth or dare?" Tanya Michelle.

"Truth!"

"Lo sama Arthur punya rencana nikah kapan?".

"Gausah bahas itu lagi!" Ia begitu malas dan muak mendengar nama itu.

"Oke kalo gamau jawab, gue lemparin ke dare."

Michele berfikir lalu tersenyum sendiri.
"Lo kan pernah meragukan kejantanan suami lo.. Ntar pulang godain pak ustadz-mu itu sampai dia luluh dan pastiin keraguan lo itu terjawab sudah. Ntar ceritain ke kita hasilnya, harus jujur. Lo kan jagonya ngegoda anak orang," Ucap Michelle sembari mengedipkan sebelah matanya.

Married with Pak Ustad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang