BERJUANG [END&REVISI]

101 10 2
                                    

Hallo gengs kembali lagi sama aku awokawok, jangan lupa sholat setelah baca ini khusus yang MUSLIM.

"pada akhirnya aku akan mengikhlaskan segala yang aku harapkan meski hatiku tidak pernah lantang untuk merelakan"


*****

Waktu telah berputar kini bayi Yang lucu itu sudah besar Izza sudah berumur 16 tahun, ibunya bekerja membuat kue untuk di jual di pasar.

"Assalamualaikum bunda, bunda lihat jualan aku hari ini habis semua!" Seru Izza dengan semangat.

"Alhamdulilah. Uangnya untuk kamu yah tabung untuk sekolah," ujar Anggita tak lupa dengan senyumannya.

"Gak usah bunda. Ambil aja buat kebutuhan sehari hari, uang hasil jualan bola bola susu aja kalo buat sekolah aku mah."

"Makasih ya izza. Seharusnya anak seumuran kamu lagi seru serunya main, tapi kamu malah bantu bunda jualan." Sungguh Anggi sangat merasa bersalah kepada anaknya ini.

"Gak papa dong asal sama bunda aku mau," ucap Izza menghambur kedalam pelukan sang bunda.

"Izza bunda mau bilang kalau suatu saat bunda pergi. Kamu tinggal yah sama kakek," ucap Anggi tiba tiba.

"Bunda ngomong apa sih gak jelas deh, Bunda itu akan terus sama Izza. Kalo bunda pergi izza juga harus ikut," ucap Izza memeluk Anggi erat.

"Tapi takdir kita tidak ada yang tau sayang, bagaimana kalau Tuhan yang mengambil bunda dulu?" tanya Anggita.

"Izza bakal marah sama tuhan kalo bunda pergi, Abi udah pergi kenapa bunda harus pergi juga?" Tanya Izza.

"Karena sejatinya manusia itu akan kembali kepada sang pencipta Allah," jawab Anggita mengelus hijab izza.

"Izza tetep gak mau bunda pergi. Izza mau buat bunda bangga dulu," ucap Izza dengan wajah yang berkaca-kaca.

"Kalau bunda gak ada nanti kamu cari alamat ini ya nak. Ini tempat Abi kamu, tapi bukan sekarang waktunya kamu datang ke sana."

"Iyah aku akan ke alamat itu nanti, tapi sama bunda." Izza tetap kekeh membantah ucapan Anggita.

"Udah ah aku mandi dulu ya bunda, ini udah sore aku bau masam soalnya."

"Hahaha iya Sono udah bau kecut nih." tawa Anggita melihat tingkah Izza.

Izza pun pergi ke kamarnya untuk untuk mandi karena waktu sudah menjelang sore.

Sementara di bawah Anggita sedang menyiapkan makan malam untuk ia dan Izza nanti setelah sholat magrib.

"Izza sudah sholat belum?" Tanya Anggita.

"Iya udah bunda," jawab Izza akhir nya menyusul ke ruang tamu.

"Gak papakan makanya tempe lagi?" Tanya Anggi.

"Gak papa dong, justru sehat makan tempe!!" ucap Izza ceria namun menyembunyikan kesedihannya demi sang bunda.

"Maaf ya kalo harus makan tempe lagi untuk hari ini," lirih  Anggita.

"Ih... gak papa tau bunda setiap hari juga Izza gak masalah makan tempe," ucap Izza.

"Ya udah nih nasi sama lauknya. Makan yang banyak yah," kata Anggita.

"Makasih bunda."

"Sama sama sayang," jawab Anggita.

"mari baca doa," ucap Izza berdoa dalam hati.

Akhirnya mereka pun makan dengan khusyuk tanpa ada percakapan.

Anggita memang memutuskan untuk mengontrak karena rumah yang dulu sudah di ambil oleh ibu vandi, dia tidak mempermasalahkan.

USAI DAN LUKA [END& REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang