Blossom Saphire, seorang pekerja kantoran yang mati tertabrak mobil saat menjawab telepon, ternyata dia bereinkarnasi masuk ke sebuah buku dongeng yang sangat di kaguminya.
Arabella Stellaris, itulah nama dari reinkarnasi Blossom. Seorang kesatria w...
Aku terkejut ketika melihat isi dari hadiah yang tampak berkilau adalah pedang yang bersinar terang, aku langsung mengeluarkannya dengan mata berbinar.
"Itu... Kan... Pedang legendaris yang diberikan oleh kesatria raja! Bahkan itu telah turun menurun di wariskan kepada kesatria raja yang telah gugur di medan perang! Arabella! Dari mana kau mendapatkan barang legendaris ini?!" Jelas Jovial bersemangat.
APA?!
APA INI JUGA PERNAH ADA DI BUKU?!
KENAPA ERLAN MEMBERIKU BARANG YANG BISA DI PAMERKAN DI MUSEUM?!
"EH?! Benarkah?! Aku... Mendapatkannya dari Pangeran. Sebenarnya, saat aku kemarin bertemu dengannya aku di tawarkan untuk menjadi kesatria pribadinya..." Aku menatap Jovial sambil memegang pedang itu.
"Wahhh!!!" Mata Jovial berbinar,
"Adikku benar-benar berbakat! Kau menerima tawaran itu kan? Kan? Pangeran bahkan memberikan mu pedang legendaris ini! Mana mungkin kau menolaknya kan?" Jovial menunjuk-nunjuk pedang itu dengan semangat dan tetap menatapku berbinar.
"Ya... Aku sudah berpikir untuk menerimanya... Tapi kak, kenapa Pangeran lebih memilihku menjadi kesatria dari pada kau kak? Kau lebih berbakat dari pada aku..." Aku merasa aneh dengan Erlan. Jujur saja.
"Hahaha... Kau lupa? Kakak sudah menjadi kesatria di kerajaan lain lho!" Jovial terkekeh dan mengelus kepalaku.
LAH?!
Oh iya, bagaimana aku bisa lupa? Di buku juga, saat usia Arabella masih 16 tahun, kakaknya sudah menjadi kesatria yang berbakat di kerajaan timur dan pulang kalau hanya bulan libur saja.
"Oh iya. Hehehe.... Aku lupa!" Aku menggaruk kepalaku canggung.
"Nah, sekarang lebih baik kau mandi dan bersiap-siap!" Jovial berhenti mengelus kepalaku.
"Bersiap-siap? Memangnya kita mau pergi kemana?" Tanyaku dengan menatap polos dan bingung.
"Kita akan pergi ke kota nanti!" Sepertinya Jovial sangat bersemangat.
"Eh? Untuk apa?"
"Jalan-jalan dong~" Jovial kembali ke kamarnya dan melambaikan tangannya padaku.
"Udah sana, siap-siap!" Kata Jovial tersenyum lebar.
"O-okay..." Aku melambaikan tanganku.
"Mari saya antar ke kamar mandi, Nona." Salah satu pelayan menghampiri ku.
"Ah, iya!" Aku berjalan duluan dan para pelayan di belakangku.
Aku pun berendam dengan air hangat dalam bathtub.
Hangat...
Selang beberapa menit, aku mulai di dandani dan di persiapkan juga pakaianku.
"Nona tidak mau pakai gaun?" Pelayan memperlihatkan satu gaun yang menurutku itu sangat imut dan casual.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.