Episode 10: Masalah yang serius...

6 6 3
                                    

"Tentu, Ayah."

"Halo, Arabella!" Tiba-tiba Jovial muncul di belakang tubuh ayahku dan tersenyum.

"Oh. Bersama kakak juga ternyata. Sepertinya ini masalah yang serius ya?" Aku bertanya dengan serius, aku bangun dan duduk di kursi meja kecilku.

Jadi, meja kecilku berada di samping jendela, meja yang berbentuk lingkaran dan tersedia tiga kursi di sekelilingnya, mereka semua bewarna putih.

Biasanya Arabella yang asli sering duduk di meja kecil ini dan menatap ke arah langit, atau untuk bermain dan berbicara dengan kakaknya.

"Silahkan duduk." Aku mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Iya. Ini masalah sangat serius." Jovial tiba-tiba menjadi serius

Wah... Apakah sebuah konflik cerita akan berjalan?

"Sebenarnya Kerajaan timur, tempat kakak menjadi kesatria... Diserang oleh monster... Sejarah menamainya sebagai Shadowslash... Untuk saat ini, wilayah di sana bisa terkendali. Tapi, tidak menutup kemungkinan mereka akan menyerang wilayah kita.." Jovial duduk di meja kecil bersama dengan ayah.

Ah... Ternyata sudah datang ya? Konflik yang paling ku benci dari semua konflik yang ada di buku The Painter loved by the Prince. Baiklah, sekarang akan ku jelaskan siapa itu Shadowslash.

Shadowslash adalah makhluk menakutkan yang mengintai di malam hari, berkeliaran mencari mangsa yang tidak menaruh curiga. Mereka dikenal karena kecepatan dan kelincahannya, dan mereka sangat pandai menghilang ke dalam kegelapan.

Mereka sering ditemukan di gua, bangunan terbengkalai, gang, dan tempat gelap lainnya, di mana mereka menunggu korban yang tidak menaruh curiga.

Begitu mereka menemukan target, mereka bergerak cepat dan diam-diam, menyerang dari belakang dengan cakar dan taring yang tajam.

Beberapa percaya bahwa sentuhan Shadowslash dapat menghabiskan kekuatan hidup seseorang, meninggalkan mereka sekam tak bernyawa.

Ini sama dengan sihirku, Flying Fight. Tapi, Shadowslash lebih brutal dari yang kalian kira. Shadowslash akan mencabik-cabik tubuh manusia itu sampai tidak tersisa dan memisahkan diri yang membuat mereka semakin banyak.

Mereka membuat banyak nyawa orang melayang yang bahkan mencapai puluhan hingga ratusan...

Makanya, aku tidak menyukai konflik ini... Kenapa bisa ada konflik semacam ini di buku itu sih?!

"Jadi, karena itu kakak dan ayah menyuruhku untuk menerima tawaran Pangeran agar pihak kerajaan melindungi ku?" Tanyaku serius.

"Iya." Jawab mereka bersamaan.

"Tapi, besok pagi saya harus ke Kerajaan Pangeran... Berarti saya akan meninggalkan kalian berdua saat... Mungkin saja monster itu datang menyerang?" Tanyaku dengan takut.

Jovial menghela nafas, "Iya. Lebih baik kau berada di sana. Itu tempat yang aman..." Jovial berucap dengan hati-hati.

"Tidak. Saya tidak jadi pergi ke Kerajaan Pangeran! Kalau saya pergi ke Kerajaan Pangeran itu berarti saya mementingkan diri sendiri!" Aku sedikit berteriak.

"Tidak boleh, Arabella! Ini demi keselamatan mu! Lagipula, kau masih berusia 16 tahun. Skill bertarung mu masih minim untuk menyelamatkan wilayah kita. Kau harus ke Kerajaan Pangeran, kembalilah jika kau sudah mendapatkan pelajaran di sana dan menjadi lebih kuat!" Teriak ayahku dengan sedikit rasa khawatir di suaranya.

"T-tapi..."

"Arabella... Kau harus menuruti permintaan ayahmu, okay? Tunjukkan, bahwa kau bisa menjadi kesatria yang hebat dan menyelamatkan wilayah kita!" Jovial tersenyum dan mengelus kepala ku lembut.

Mereka... Benar-benar menyayangi Arabella...

Kasih sayang mereka terlihat nyata...

Air mataku jatuh begitu saja... Aku memeluk Jovial dengan erat.

"A-arabella..?" Jovial sepertinya sedikit terkejut dan kemudian mengelus kepala ku lagi.

"Kami akan selalu merindukan dan menyayangi mu, Arabella... Pintu Kerajaan Stellaris akan selalu terbuka untukmu..." Ayah tersenyum dan mengangguk.

"A-aku juga..." Aku mengangguk dan terus menangis.

"Arabella... Kami akan selalu menyayangimu..."







Keesokan paginya.....

Aku dengan lemas menunggu di ruang tamu, menunggu Erlan datang menjemput ku.

Aku masih berpikiran tentang monster itu... Apakah tidak apa-apa membiarkan aku pergi begitu saja...?

Apakah menerima tawaran itu akan menjadi pilihan terbaik untuk masa depanku...?

Aku bingung.... Tapi, aku sudah tidak bisa mundur lagi...

"Nona. Kereta kuda Kerajaan Dallin Harrison sudah datang." Seru pengawalku.

"Aku akan segera ke sana." Aku berdiri dan berjalan ke arah gerbang Kerajaan.

Para pelayan membawa koperku dan berjalan mengikutiku.

Saat aku sampai di gerbang Kerajaan, kulihat Erlan dengan senyum manisnya menatap ke arahku.

"Salam bagi cahaya yang terang, Pangeran Erlan Dallin Harrison..." Aku membungkuk dan menatapnya datar.

"Selamat pagi, Lady Arabella~" Erlan menyapaku dengan senyum manisnya.

Aku malas mendengar lantunan nada bicaranya.

Para pelayan memberikan beberapa koperku pada pengawal Kerajaan Dallin Harrison dan mereka menata semuanya.

"Sepertinya semua sudah siap, ayo pergi." Erlan tersenyum dan menatapku.

Aku mengangguk, tapi tiba-tiba...

"Nona..." Para pelayan dan pengawalku menatapku sedih.

Ah... Aku benar-benar malas dengan perpisahan...

"Nona, jaga diri anda baik-baik!"

"Jangan lupakan kami ya, Nona..."

"Semoga anda bisa mewujudkan impian anda!"

"Jangan sampai memaksakan diri anda untuk berlatih di sana ya, Nona!"

"Kami...

Akan selalu menunggu kepulangan mu, Nona!"

Aku benar-benar terharu dengan kata-kata mereka...

"Arabella!" Aku terkejut saat melihat Jovial dan ayah datang untuk melihat kepergian ku.

Aku kemudian berlari dan memeluk mereka dengan erat, seakan tidak pernah cukup aku merindukan mereka...

"Semangat untuk menjadi lebih kuat lagi... Arabella!" Kata mereka semua bersamaan.

"Terima kasih!"

Aku melepaskan pelukannya dan melambaikan tanganku.

"Selamat tinggal, semua!"

Dengan sedih, aku masuk ke kereta kuda dan duduk.

Suara kuda terdengar, kereta kuda pun berjalan pergi.

Aku dengan menahan tangis melihat pemandangan di jendela.

Aku pasti akan merindukan kalian semua...

Balas Dendam Seorang KesatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang