"Apa yang harus kita lakukan?"
"Cih! Kau ingin menjadi pahlawan kesiangan ya? Cepat bawa wanita itu!" Suruh seseorang yang sepertinya ketua dari kelompok mereka.
Tiba-tiba, ada 6 orang yang menyerang kami bersamaan. Sebelum Erlan menyerang dengan pedangnya, aku membuat mereka melayang dengan sihirku, Flying Fight.
Aku membiarkan mereka melayang sebentar dan merobohkan mereka ke tanah."Apa kalian merasa lemas sekarang?" Tanyaku dengan tatapan tajam.
Kenapa aku bertanya hal seperti itu? Karena sihir Flying Fight adalah sihir yang membuat seseorang melayang dalam beberapa menit dan juga bisa mengambil energi dari tubuh. Jika, sihir ini dilakukan secara lama ini akan mematikan lawan karena kehabisan energi.
Kulihat mereka sudah lemah dan tidak bisa berdiri lagi, ketuanya menghampiri dengan marah.
"Kau! Berani-beraninya kau melakukan ini pada anak buahku?! Padahal aku berbaik hati karena kau cantik. Akan kuhabisi kau!!" Ketua itu dengan geram menghampiriku.
Nyenyenye.
"Hey! Jangan menyentuh mil-" Erlan berteriak dan aku dengan santai membuat ketua pencuri itu terbang.
"Aku ingin bermain~" Aku semakin mengerjainya dengan membuat tubuhnya berputar, melemparkan, dan menjatuhkannya di tanah.
"Dasar brengsek..." Kata ketua itu lirih dan pingsan.
"Serangga-serangga ini benar-benar berisik ya..." Aku tetap menatap kelompok pencuri itu dengan tajam.
Tiba-tiba, ada yang menjewer pipiku pelan.
"Ternyata kesatria wanita ku sangat berbakat ya... Membuat si Pangeran ini merasa tidak berguna. Jadi permaisuri ku saja yuk, mau?" Erlan pun mengelus pipiku dan menciumnya. Mencium pipiku maksudku.
APA-APAAN INI?!
ERLAN ANJ!
KAU SEHARUSNYA MELAKUKAN ITU PADA TOKOH UTAMA WANITAMU!
BUKAN DENGANKU!
Wajahku sangat memerah dan secara refleks aku menampar pipinya.
PLAKK!
"A-ah! M-maafkan saya, Pangeran! Saya memang menantang maut! Saya benar-benar minta maaf!!" Aku terduduk dan menunduk.
Akh! Ini sangat memalukan!!
Terdengar Erlan terkekeh, "Tidak apa-apa... Aku sendiri juga sudah lancang tiba-tiba mencium pipimu. Tapi, pipiku memang agak sakit sih..." Erlan tetap tersenyum dan terlihat pipinya yang memerah. Dia menarik lenganku dan membuatku berdiri.
"A-ah! Sebentar." Aku menyentuh pipinya dan menyembuhkannya dengan sihir Medical Heal. Untung saja lebam merah itu perlahan menghilang.
"Wah... Apa itu sihir Medical Heal?" Erlan menyentuh pipinya dan menatapku dengan berbinar-binar.
"I-Iya, Pangeran. Memangnya kenapa?" Tanya dengan gugup.
Erlan menggeleng dan tersenyum, dia kemudian melihat ke arah kelompok perampok.
"Ayo pulang." Erlan merangkul pinggangku dan berjalan.
"E-eh? Mereka?" Aku menunjuk ke belakang.
"Biarkan saja." Erlan tetap berjalan.
Aku terdiam dan melihat tangannya yang berada di pinggangku.
KENAPA AKU MALAH SEPERTI TOKOH UTAMA WANITA DISINI?!
AKU INGIN HIDUP TENANG!
SEKARANG PASTI AKU AKAN BERHADAPAN DENGAN CARLINAMPRET KARENA SUDAH MEREBUT MILIKNYA!
MAAFKAN AKU TOKOH UTAMA WANITA YANG TIDAK KU KETAHUI NAMANYA!
"Kereta kudamu ada di mana?" Erlan tiba-tiba berbicara dan melihatku.
"Ya?! Habis ini sampai kok..." Aku terkejut dan fokus ke jalanan lagi.
Beberapa menit kemudian, aku sampai di kereta kuda kerajaan Stellaris. Ternyata, sudah ada Jovial di sana yang sedang melambaikan tangannya.
"Arabella~ kau sudah selesai berbelanja?!" Teriak Jovial padaku.
"Ya. Sudah kok." Aku menghampirinya.
"Di belakang mu itu siapa? Laki-laki bertudung¹ itu." Jovial menunjuk ke arah belakangku.
"Eh?" Aku menoleh ke belakang dan ternyata Erlan masih ada di belakang ku.
EALAH.
"Kenapa anda masih ada di sini?! Pulang sana!" Bisikku dengan menatap Erlan tajam.
Erlan malah tersenyum dan berjalan hingga ke sampingku.
"Saya adalah Pangeran Erlan Dallin Harrison, tuan Jovial Stellaris. Sudah lama kita tidak bertemu." Erlan membuka tudungnya dan membungkuk sedikit.
"Oh! Tidak usah membungkuk seperti itu Pangeran. Saya sangat berterima kasih karena anda sudah menjaga adik saya." Jovial membalas membungkuk.
"Ya... Itu bukan apa-apa." Erlan menatapku dan memejamkan satu matanya. (Nge wink.)
"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu." Erlan memakai tudungnya lagi.
"Salam bagi cahaya terang, Pangeran Erlan Dallin Harrison..." Aku dan Jovial mengatakannya secara bersamaan sambil membungkuk.
Erlan hanya mengangguk dan berjalan pergi.
Tiba-tiba pasang mata menyala menatapku dan mencoba mengatakan sesuatu.
"Sudah, sudah. Kita bicarakan ini di kereta. Ayo." Aku masuk ke kereta dan duduk di kursi kereta kuda.
Ya. Sepasang mata menyala itu adalah Jovial. Siapa lagi kalau bukan dia?
Terdengar Jovial menghela nafas, "Siap, Putri." Kata Jovial asal dan mulai masuk ke kereta.
Aku pun membicarakan semua hal yang terjadi antara aku dan Erlan. Tenang saja, aku tidak membicarakan ciuman itu kok. Jadi ini rahasia kita. Aku dan para pembaca.
Matahari pun mulai terbenam dan hari pun berganti malam.
_________________________________________
¹Saat anggota kerajaan ingin keluar tanpa diketahui warga awam. Mereka memakai tudung yang menutupi kepala dan tubuh mereka.
Kira-kira seperti ini fotonya:
(Pokoknya kayak gini lah)
KAMU SEDANG MEMBACA
Balas Dendam Seorang Kesatria
FantasiaBlossom Saphire, seorang pekerja kantoran yang mati tertabrak mobil saat menjawab telepon, ternyata dia bereinkarnasi masuk ke sebuah buku dongeng yang sangat di kaguminya. Arabella Stellaris, itulah nama dari reinkarnasi Blossom. Seorang kesatria w...