42-Pantai

3.9K 179 7
                                        


••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Hari ini Alif dan Arumi sudah siap untuk menemui Altaf. Tenang, Alif sudah menyiapkan mentalnya jika sewaktu-waktu Altaf mencacinya.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali tak lama Altaf muncul dari dalam. Wajah datar langsung tertampil di wajah pemuda itu.

"Ngapain lo kemari lagi? Belum cukup kemarin gue kirim lo kerumah sakit? Atau mau langsung gue kirim ke kuburan iya?!" Bentaknya sampai membuat urat-urat lehernya menonjol.

Alif meneguk Saliva-nya susah payah. Belum berkata saja ia sudah ingin di kirim kekuburan. Alif jadi sedikit merinding. Tapi tak apa demi anak dan istri Alif rela di maki-maki sampe mentalnya down juga gak papa. Sumpah gak papa Alif mah ikhlas lahir batin.

"Maafin Alif bang, maaf udah kecewaain Abang dan Arumi. Alif kalut, maaf Alif ngaku salah, tolong jangan jauhin Alif dari Arumi."

Altaf melirik sinis Alif dengan alis terangkat "Cih lo emang salah Bambang!" Altaf lalu melirik Arumi yang hanya diam "Lo beneran mau balik ama dia?" Arumi mengangguk "Yaudah"

"Yaudah apa bang?"

"Yaudah gue maafin" Alif tersenyum senang "Tapi awas lo yah kalo gue tau Arumi nangis lagi gegara lo, saat itu juga siap-siap kekuburan lo!"

•°•°•°

Mobil yang seharusnya berbelok malah terus melaju lurus membuat Arumi panik seketika "Kita mau kemana? Kok gak langsung pulang? Mas Alif gak bakal macem-macem kan? Mas Alif gak bakal buang fisha kan, mas ga--"

Tak

"Sst sakit tau ih!"

"Kenapa ngomongnya gitu?"

"Yakan ini bukan jalan ke pesantren, mas Alif gak bakal nyulik fisha kan? Jangan culik saya om saya masih kecil" ucap Arumi dengan nada menjengkelkan membuat Alif memberhentikan mobilnya.

"Eh-eh kenapa berhenti?" Tanya Arumi heran saat menoleh ia dikagetkan dengan wajah Alif yang mendekat hingga hidung mereka bersentuhan. Arumi memejamkan matanya

"Udah sampe" Alif terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya dan turun dari mobil meninggalkan Arumi yang menatapnya dengan cemberut.

"Yah kirain bakal di cium!" Ujarnya dengan nada kecewa.

"Nih"

Cup

"Eh?" Kaget Arumi saat Alif mencium pipinya tiba-tiba. Laki-laki itu baru saja membuka pintu di sampingnya.

"Ayo turun"

"Loh udah sampe toh?" Arumi mengangkat pandangannya ternyata mereka berada di pantai saat ini. Mata Arumi terpukau melihat keindahan ciptaan Allah yang sangat luar biasa.

Mendadak Ning (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang