Ini bukan pertanyaan tapi ini perintah, pakai! -- Rakha
Mala melihat sekeliling, tidak banyak siswa yang berlalu lalang ke sini. Kakinya mulai menaiki tangga menuju ke atas, rooftop.
Kaki jenjangnya terus melangkah menaiki anak tangga satu persatu. Hingga langkahnya terhenti di depan pintu dan membuka knop pintu itu dengan perlahan.
Cklek. Pintu terbuka, menampakkan rooftop sekolahnya yang sangat luas. Rooftop ini berbeda dengan rooftop-rooftoop sekolah lain. Ada fasilitas sofa, meja dan juga ini sangat bersih.
Manik Mala terus memperhatikan setiap inchi rooftop ini sampai pandangannya berhenti pada seorang lelaki yang sedang membelakangi dirinya.
Senyum jahil nampak pada wajah Mala. Dengan sangat pelan dan tidak bersuara, kaki nya berjalan mendekati lelaki itu.
Tangan lentiknya bergerak menutup mata pria itu dari belakang. "Malaa" Mala mencibirkan bibirnya, Bagaimana dia tau kalau itu Mala.
"Ish kok lo tau sih itu gua" Mala menghentakkan kakinya dan mensejajarkan tubuhnya dengan Rakha.
Sebuah senyuman terlukis di wajah Rakha. "Tau lah, apa sih yang Rakha gak tau" Senyum bangga yang sekarang terlukis di wajahnya.
"Tii lih ipi sih ying rikri gik tii" Mala mencibirkan bibirnya dan mengulangi kata kata Rakha.
"Mala, gak boleh gitu" Rakha mendelik tajam ke arah Mala. Mala membenarkan wajahnya dan posisi nya.
"Ya udah ngapain lo diam di sini! Gak makan!" Mala bertanya tanpa menatap Rakha. "Capek" Ucapan Rakha itu membuat Mala menghembuskan napas kasar.
"Ya udah" Mala selalu menjawab dengan nada sewot dan ketusnya. Setelah mengatakan itu Mala hendak pergi dari rooftop.
Sebelum Mala melangkah lebih jauh, Rakha sudah memegang tangannya membuat Mala terhuyung ke belakang dan hampir terjatuh.
HAP
Tubuh Mala terhempas kebelakang. Mala bisa merasakan akan terjatuh dengan cepat gadis itu menutup matanya. Beberapa saat Mala tidak merasakan rasa sakit apapun, tubuhnya melayang.
Mala membuka sedikit demi sedikit penglihatannya, ternyata Rakha menahan tubuhnya dengan menahan pinggang Mala agar tidak terjatuh dan membentur lantai yang dingin.
Manik mata coklat milik Rakha bertemu dengan manik mata indah milik Mala. Beberapa detik mereka dalam posisi itu sampai gebrakan pintu yang terbuka membuat mereka tersadar.
"Eh sorry Mal, refleks" Rakha membenarkan posisi nya. Sedangkan Mala hanya tersenyum canggung.
Sementara si pelaku pembuka pintu merasa kaget dan segera memutar badannya berlawanan dengan Mala dan Rakha.
"Maaf Rakh ga sengaja" Ujar Gibran yang sudah membelakangi Rakha dan Mala.
"Ngapain lo ke sini?" Rakha mendekatkan dirinya ke arah Gibran. "Itu Mala di cariin sama Adara sama Vio. Bentar lagi bel masuk" Ucap Gibran.
"Ya udah gua duluan" Mala melenggang pergi melewati Rakha dan Gibran dari sana. Setelah Mala pergi barulah Gibran berbalik menghadap Rakha.
"Peace. Maaf Kha gak sengaja" Gibran menaikkan dua jarinya diiringi cengiran kudanya.
Rakha mendelik tajam ke arah Gibran. "Ganggu momen aja lo!" Sinis Rakha.
"Ya maaf"
LyaLya
Mala berjalan melewati koridor yang sudaj sepi. Sepertinya semua siswa telah memasuki kelas nya masing masing karena sudah bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine, Mala
Teen FictionKita bersama sejak kecil, dipisahkan oleh jarak dan waktu. Di pertemukan oleh takdir. °°°°°°°°°° Hadirmu mampu mengubah hidupku seperti sedia kala --- Raden Rakha Daniswara. Aku senang jika hadirku berharga buatmu --- Basmalah Saba Nigista. °°°°°°...