Apapun alasannya, gua gak mau pisah sama lo. Bahkan jika maut yang meminta. Lo pergi gua juga pergi. Lo tinggal gua juga tinggal. Maka jangan pernah berfikir bisa pergi apalagi meninggalkanku selamanya karena di mana ada Lo, disitu juga ada gua --- Mala
•
•
•
•Langkah kaki seorang gadis dengan piyama di sebuah rumah sakit. Air matanya terus mengalir sedari tadi seperti keran bocor.
Ruang Anggrek No. 3
Sampai di depan ruangan itu sudah banyak para anggota dan teman teman Rakha dengan wajah lemah dan pucat.
"Rakha di mana!" Perkataan yang dilontarkan Mala membuat semua yang sedang menunduk mengangkat kepalanya menatap Mala.
Senyap. Semua bungkam, tidak ada yang menyahuti perkataan Mala. Mereka memilih menundukkan kepalanya.
"Kalian kenapa pada diam! Jawab! Rakha bagaimana!" Bahasa Mala berubah menjadi sedikit baku kepada teman temannya ini. Entahlah saat ini rasa takut dan khawatir itu begitu menghantui pikirannya saat ini.
"Bran! Rakha mana? Gimana keadaannya!?" Mala menghampiri Gibran yang juga sedang menunduk.
"Hiks kalian jangan gini, gua-gua khawatir Rakha gimana?" Air mata Mala kembali pecah sejadi jadinya.
Gibran diam, dia melihat sebuah pintu, tangannya menunjuk pintu itu. Mata Mala mengikuti arah tunjuk Gibran. Dengan cepat ia berlari dan membuka pintu itu.
BRAKK
Tangis khawatir nya menjadi terhenti digantikan dengan wajah datar dan bombastic side eye kepada seluruh makhluk yang ada di luar ruangan itu.
"La, lo kenapa?" Rakha bingung melihat Mala yang tiba-tiba menggebrak pintu ruang rawatnya.
Mala beralih menatap Rakha, dirinya melangkahkan kakinya masuk dan menutup pintu dengan kencang.
BRAKK
"Astagfirullah ini rumah sakit! Gak boleh kayak gitu!" Tegur Rakha.
"Eh bu bos lo apain Mil, Jef?"
"Gua gak ngapa ngapain anjir. Kalian yang kenapa gak jawab pas Mala tanya?"
"Ini juga si Gibran, jawab nya yang bener anjing!"
"Ya kan gak seru"
"MATAMU SERU!"
"Ga bayaha ta?"
"WOII BERISIK YANG DI LUAR! INI RUMAH SAKIT!" Teriak Rakha dari dalam. Dirinya jengah mendengar banyak keributan di luar sana oleh teman temannya.
"Kenapa diam di situ? Ayo sini!" Rakha melirik Mala yang masih diam ditempatnya.
Mala menuruti kata-kata Rakha. Kakinya perlahan berjalan menuju samping kanan brankar Rakha.
"Nah sekarang diam? Kenapa hm?" Rakha bingung dengan Mala, ada apa dengan istrinya itu.
tes
Aire mata yang ditahan Mala meluncur begitu saja membasahi selimut rumah sakit. Isakan mulai terdengar membuat Rakha panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine, Mala
Teen FictionKita bersama sejak kecil, dipisahkan oleh jarak dan waktu. Di pertemukan oleh takdir. °°°°°°°°°° Hadirmu mampu mengubah hidupku seperti sedia kala --- Raden Rakha Daniswara. Aku senang jika hadirku berharga buatmu --- Basmalah Saba Nigista. °°°°°°...