01 : Pindah?

2.5K 224 5
                                        

Terpaksa tapi tetap harus aku lakukan --- Mala

Seorang gadis mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi di atas rata-rata. Matanya terus mengeluarkan butiran-butiran bening.

"Kenapa aku harus pindah kesini Yah!"

"Kamu akan Ayah jodohkan"

"Mala gak mau! Mala masih mau nunggu Danis"

"Mala dengarkan Ayah! Ini demi kebaikkan kamu!"

"Ayah jahat"

Jalan yang licin sehabis hujan membuat keseimbangannya goyah.

Ciittttt...

Suara decitan ban dan aspal saat ia mengerem sangat nyaring terdengar. Untung saja ia bia menyeimbangkan kendaraannya.

Hujan turun kembali membasahi Bumi yang sudah basah.

"Gua gak mauuu!" Teriaknya dalam kegelapan yang sunyi.

"Gista sayang Danis" Ucap seorang gadis kecil sembari memeluk anak laki laki di sampingnya.

"Danis juga sayang sama Gista" Anak laki laki itu membalas pelukan sang gadis kecil.

"Danis, Gista kangen" Lirih gadis bernama Basmalah Nigista tersebut.

Drttt

Suara getaran ponsel di saku celana nya membuat atensi nya berpindah. Mengusap wajahnya kasar kemudian mengambil ponsel tersebut.

Tanpa melihat nama si pemanggil Mala langsung mengangkatnya.

"Hallo"

"Cepat pulang sekarang! Kita harus segera berangkat" Suara bariton Fathir membuat Mala terkejut. Ini bukan permintaan ini adalah perintah.

Tanpa menjawab apa apa lagi. Mala mematikan sambungan telepon secara sepihak dan kembali menyalakan mesin motornya.

Kembali ke tempat di mana itu di sebut 'Rumah'. Harusnya gua enggak ngelawan. Sejak kapan gua jadi pembangkang kayak gini? Batinnya.

"Maaf ya, Barra sama Nara. Kalian harus menunggu lebih lama" Permintaan maaf itu terus keluar dari mulut seorang pria paruh baya.

"Enggak apa apa Thir. Lagian kami senang kok bisa berlama lama mengunjungi kamu sama Salma" Ujar Keynara.

"Benar apa kata Nara. Sudah lama lho kita tidak bertemu" Ujar Barra.

"Ini teh hangat nya sudah jadi" Ujar Salma menghidangkan beberapa gelas teh kemudian duduk di samping Fathir.

"Bagaimana dengan Rakha? Apakah dia setuju?" Tanya Salma.

"Tentu tidak, katanya dia masih mau menunggu Gista. Tidak tahu saja dia Gista lah yang akan dijodohkan dengannya" Ujar Barra dengan kekehannya.

"Teru akhirnya dia setuju?" Tanya Fathir.

Barra dan Keynara menganggukkan kepalnya. "Ya, sama seperti kalian yang memaksa Mala, kami juga memaksa Rakha" Ujar Nara.

"Sekarang mereka pasti akan marah sama kita. Tapi setelah mereka bertemu pasti kemarahan itu akan segera hilang" Ujar Barra.

Suara deru motor terdengar memasuki pekarangan rumah Fathir. Dengan cepat Salma membukakan pintu.

Terlihat Mala dengan baju yang basah kuyup. "Yaampun kamu kehujanan? Ayo cepat ganti baju" Ujar Salma.

Mala tidak menghiraukan siapa diruang tamu, dia juga tidak ingin tahu. Lebih baik dia segera berganti pakaian

You're Mine, Mala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang